oleh:
MA. Satria Waasih - 44112120039
Berawal di pagi hari yang cerah di hari sabtu. Seperti biasa saya bergerak bangun dan siap-siap untuk beraktifitas kuliah. Biasalah saya adalah mahasiswa yang mengalami kuliah sabtu dan minggu di karenakan senin dan jumat harus saya lewati dengan bekerja. Sepeda motor mulai saya nyalahkan dan di kendarai. Seperti biasa karena rumah dan kampus saya sangat dekat jadi ngerasa klo telat – telat dikit gak apa – apa lah. Dengan terburu – buru saya parkirkan sepeda motor. Lalu dengan sedikit berlari saya menuju kelas yang kebetulan dapat di lantai 4. Saking terburu – buru nya hingga saya gak sadar bertabrakan dengan wanita yang berkerudung berwarna ungu, dengan baju yang senada dengan hijab nya wajah yang cantik, sampai buku yang di pegang nya pun jatuh. Sempat terkesima dengan perangain yang cantik dengan baju yang sangat tertutup dan sopan. “maaf saya tadi gak liat lagi buru – buru jg, sekali lg maaf ya”. Sambil saya bantu untuk membereskan buku yang terjatuh. “ iya gak apa- apa”. Sambil tersenyum dia menatap. Sejenak terperana namun tiba – tiba saya teringat bahwa saya sudah telat tanpa basa- basi saya langsung lari menuju tangga. Sampai di kelas benar saja saya terlambat untung saja dosennya baik. Sampai dikelas saya duduk dan tiba – tiba terfikir dengan kejadian tadi. Hingga saya tidak sama sekali memperhatikan dosen. Dan yang aneh nya lg tiba – tiba pintu kelas itu di ketuk seseorang. Dengan nada sopan sambil mengucapkan salam dia masuk”Assalamu’alaikum misi pak”. Dan ternyata wanita itu ada di kelas saya hari ini. Karena kelas ini adalah kelas pertama di hari pertama pergantian semester jadi saya tidak tahu siapa saja yang aka ada di kelas ini. Dengan sedikit terkaget saya menatap penuh dengan rasa takjub. Dia berjalan dan menuju ke bangku pas persis di depan saya. Astaga dia tersenyum kepada saya hampir 1 setengah jam saya hanya menatap dirinya. Hingga kelas pun selesai. Hingga saya pun coba untuk berkenalan dengan nya. Dengan sedikit gugup saya mulai perbincangan: “ maaf ini yang tadi di lorong kelas yah?”. Dengan senyum dia menjawab :” iya mas yang terburu –buru tadikan?. Dengan sedikit malu saya menyodorkan nama lalu begitu sebaliknya dengan nya. Dengan lembut dia menyebut namanya Aisyah. Lalu saya meminta no hp dan begitu juga sebaliknya. Dari awal ini lah aku mulai sering telepon dan smsan dengan nya sering bercerita tentang apapun dengannya. Cuman saya belum sekalipun pergi berdua dengannya di karenakan kesibukan kita yang sangat padat. Singkat cerita minggu depan di hari sabtu nya seperti biasa saya kuliah dengan sangat tidak sabar untuk menunggu bertemu dengan aisyah. Kalau biasanya saya terlambat hari ini saya lebih awal datang kekampus. Dengan sabar saya menunggu di depan kelas sampai dosen pun datang dan membuka pintu kelas dan mahasiswa/mahasiswi pun masuk kekelas anehnya kenapa aisyah tidak terlihat mungkin terlambat pikir saya. sampai akhir kelas pun dia tidak datang. Ada apa dengan nya?. Lalu saya coba menanyakan kepada teman nya . ternyata aisyah tidak masuk dia harus pindah ke bandung karena tempat kerjaan nya namun anehnya dia menitipkan sesuatu ke ketemannya secarik kertas. Dengan perlahan dan pasti saya membuka kertas yang di lipat dengan kertas berwarna pink. Inilah isi surat nya
“ASSALAMU’ALAIKUM
Maaf sebelumnya kalau aku tidak pernah cerita kalau aku harus pindah ke bandung dan tidak sempat pamit ke kamu. Karena aku tidak mau membuat kamu kecewa .sebenarnya aku kebandung bukan hanya karena aku di pidahkan dari kantor ku. Namun ada hal yang sangat mendorong aku harus kebandung. dengan sangat terpaksa sebenarnya aku akan di jodohkan oleh orang tua ku di bandung, dengan anak seorang kyai besar disana . karena ini adalah tradisi di keluarga ku . setiap wanita yang ada di keluarga ku pasti akan di jodohkan oleh ayah dan ibu ku. Sebenarnya aku tidak pernah setuju dengan perjodohan ini karena aku tidak pernah sedikitpun memiliki rasa cinta kepada nya. Namun mau apa lagi, aku harus menuruti kemauan kedua orang tua ku. Di keluarga kita tidak pernah mengenal yang namanya pacaran. Semua di mulai dengan ta’aruf lalu langsung di nikahi. Biasanya pun calonnya yang memberikan bapak /ibu ku. Inilah satu alasan kenapa aku harus pindah kebandung dan aku tidak mau bilang ke kamu.
Tapi jujur… Sebenarnya cinta dan rasa sayang yang di berikan ALLAH ini hanya mau memikirkan mu. Dari semenjak minggu lalu aku bertemu dengan mu aku merasa kamu lah yang pantas menjadi imam ku. Namun takdir ALLAH menentukan. Kalau kita tidak untuk bersatu. Maaf kalau aku sudah berani lancang untuk memberi harapan dan memberikan hati ini untuk menyatu. Maaf kalau tidak bisa membiarkan kamu untuk mecintai ku. Aku tahu pasti nanti ada wanita yang lebih baik dan lebih sholehah yang akan menjadi ibu dari anak – anak mu. Dan biarkan kenangan ini hanya sekedar kenangan yang mungkin menjadi kenangan yang paling terindah dalam hidup kita.
Sekali lagi aku minta maaf, Wasssalam
AISYAH
“ASSALAMU’ALAIKUM
Maaf sebelumnya kalau aku tidak pernah cerita kalau aku harus pindah ke bandung dan tidak sempat pamit ke kamu. Karena aku tidak mau membuat kamu kecewa .sebenarnya aku kebandung bukan hanya karena aku di pidahkan dari kantor ku. Namun ada hal yang sangat mendorong aku harus kebandung. dengan sangat terpaksa sebenarnya aku akan di jodohkan oleh orang tua ku di bandung, dengan anak seorang kyai besar disana . karena ini adalah tradisi di keluarga ku . setiap wanita yang ada di keluarga ku pasti akan di jodohkan oleh ayah dan ibu ku. Sebenarnya aku tidak pernah setuju dengan perjodohan ini karena aku tidak pernah sedikitpun memiliki rasa cinta kepada nya. Namun mau apa lagi, aku harus menuruti kemauan kedua orang tua ku. Di keluarga kita tidak pernah mengenal yang namanya pacaran. Semua di mulai dengan ta’aruf lalu langsung di nikahi. Biasanya pun calonnya yang memberikan bapak /ibu ku. Inilah satu alasan kenapa aku harus pindah kebandung dan aku tidak mau bilang ke kamu.
Tapi jujur… Sebenarnya cinta dan rasa sayang yang di berikan ALLAH ini hanya mau memikirkan mu. Dari semenjak minggu lalu aku bertemu dengan mu aku merasa kamu lah yang pantas menjadi imam ku. Namun takdir ALLAH menentukan. Kalau kita tidak untuk bersatu. Maaf kalau aku sudah berani lancang untuk memberi harapan dan memberikan hati ini untuk menyatu. Maaf kalau tidak bisa membiarkan kamu untuk mecintai ku. Aku tahu pasti nanti ada wanita yang lebih baik dan lebih sholehah yang akan menjadi ibu dari anak – anak mu. Dan biarkan kenangan ini hanya sekedar kenangan yang mungkin menjadi kenangan yang paling terindah dalam hidup kita.
Sekali lagi aku minta maaf, Wasssalam
AISYAH
0 komentar:
Posting Komentar