oleh:
Ahmad Bukhori
Ahmad Bukhori
Di saat jatuh cinta itu menjadi wajar dikala saat pandangan pertama, tapi aku berpikir tak semudah orang bisa merasakan hal yang rumit apa yang ku rasakan kepadanya. Semua serba spontanitas dan kebetulan. Yeah aku Dino, dipagi hari itu ku terbangun karena harus segera pergi dinas keluar kota. Ku menaiki kereta dari stasiun Gambir. Di dalam kereta ketika dalam perjalananku, ku bertemu dengan seorang wanita berparas manis yang ku tak pernah tahu siapa namanya, yang ku ingat ia begitu manis saat pertama kali ku memandangnya.
Di kala itu dia memakai baju putih dan jeans biru dengan kalung berinisialkan huruf D di lehernya, dan kebetulan sekali ia duduk disebelahku. Di malam hari ku terbangun karena rasa lapar yang mengganggu tidurku, hendak ku pergi ke gerbong restorasi untuk mengenyangkan rasa lapar di perutku.
Makan malam di gerbong restorasi itu takkan pernah ku lupakan, ketika wanita itu juga ada untuk memesan makanan, ku sapa ia yang disana yang ternyata tak ku sangka menghampiriku. Sempat ku berbincang dengannya hingga ia menjulukiku dengan sebutan Dino(saurus). Dan ku lihat matanya yang bercahaya dengan senyuman kecil yang ia lontarkan kepadaku. Aku jatuh cinta kepadanya. Disaat itu ku menanyakan namanya, namun sesuatu pun terjadi sebelum ia mengatakan namanya, kereta yang kami tumpangi kecelakaan. Dan ku tak sadar apa yang terjadi. Yang ku ingat pada perjalananku ini adalah Dia.
Entah ia hidup ataukah sudah tiada, yang kutahu jiwanya seperti hidup didalam hatiku. Jika ku duberi kesempatan sekali lagi saja bertemu dengannya, jika ku di izinkan sekali lagi saja melihatnya, ingin ku berikan puisi yang telah berumur 5 tahun ini kepadanya.
Di kala itu dia memakai baju putih dan jeans biru dengan kalung berinisialkan huruf D di lehernya, dan kebetulan sekali ia duduk disebelahku. Di malam hari ku terbangun karena rasa lapar yang mengganggu tidurku, hendak ku pergi ke gerbong restorasi untuk mengenyangkan rasa lapar di perutku.
Makan malam di gerbong restorasi itu takkan pernah ku lupakan, ketika wanita itu juga ada untuk memesan makanan, ku sapa ia yang disana yang ternyata tak ku sangka menghampiriku. Sempat ku berbincang dengannya hingga ia menjulukiku dengan sebutan Dino(saurus). Dan ku lihat matanya yang bercahaya dengan senyuman kecil yang ia lontarkan kepadaku. Aku jatuh cinta kepadanya. Disaat itu ku menanyakan namanya, namun sesuatu pun terjadi sebelum ia mengatakan namanya, kereta yang kami tumpangi kecelakaan. Dan ku tak sadar apa yang terjadi. Yang ku ingat pada perjalananku ini adalah Dia.
Entah ia hidup ataukah sudah tiada, yang kutahu jiwanya seperti hidup didalam hatiku. Jika ku duberi kesempatan sekali lagi saja bertemu dengannya, jika ku di izinkan sekali lagi saja melihatnya, ingin ku berikan puisi yang telah berumur 5 tahun ini kepadanya.
0 komentar:
Posting Komentar