Minggu, September 15, 2013
0
Jujur, aku sendiri bingung mau mulai ceritain semuanya dari mana. Perkenalkan namaku SM Dianita Intan Permatasari atau biasa di panggil “  Intan ” , aku anak terakhir dari 5 bersaudara dan aku merupakan anak cewe satu-satunya. Menurut babeh dan ibuku nama SM Dianita Intan Permatasari itu diambil dari kata “ Dian “ yang berarti “obor ,lentera atau bara” , “nita” yang berarti “wanita” ,“Intan “ di ibaratkan sebagai “batu mulia yang cantik” mungkin nama ini dipilih karna aku satu-satunya anak perempuan dari bapak dan ibuku ,hehehe.. dan yang terakhir yakni “Permatasari” yang berarti "inti sari dari sebuah permata"nama ini katanya di ambil karna aku merupakan anak bungsu,ya seolah-olah letak aku tuh ada di intinya permata gitu..dapetinnya susah bray...  ohh iya..nama "SM" itu gak ada ke panjangannya,yah.. Dua huruf ini di ambil dari huruf depan nama kedua orang tuaku..  So, arti dari namaku yakni " Putri dari Ibu S dan Bapak M yang kelak akan menjadi Obor(lentera) untuk para wanita, yang asalnya dari inti permata" menurutku sih bagus,dan aku berharap kelak aku memang dapat menjadi seseorang seperti bapak dan ibuku harapkan. Aku lahir di Brebes,pada tanggal 2 Juli 1994. Dari kecil menurut ibuku aku memang bukan tipe anak yang bisa diam.hehehe.. Karna tumbuh di lingkungan yang tidak terlalu banyak anak perempuannya,hal ini membuat aku terbiasa bergaul dengan anak laki dari kecil,jadi main bola di sawah,naik pohon jambu ataupun pohon mangga bukanlah hal yang asing untukku.hehehe. dan karna dari dulu banyak yang bilang kalo aku ini cerewet, makanya dulu aku ingin menjadi seorang host di sebuah program televisi yang berbau petualangan gitu,,deh.. Saat-sat SMP,aku juga ikut ekskul theatre,looh.. Tapi,,ya ga mempelajari sampai dalem banget,Siih... Oh iya,di desaku,dulu kamera itu ga semua orang bisa punya,dan kebetulan bapakku punya,jadi aku juga punya hobi lain,seperti fotografi,masih ada sebuah kejadian yang selalu aku ingat sampai saat ini,yakni saat aku kelas tiga SMP keluargaku menghadiri sebuah acara pernikahan di luar kota Brebes,dan aku membawa kamera "Pro Sumer kodak" dan berlaga layaknya Fotografer Profesional.hehe.. Hingga ada seorang Fotografer yang menghampiriku dan bertanya menggunakan bahasa jawa,tapi kalo aku tulis pake bahasa Jawa nanti yang baca pada bingung .. Dia bertanya "hey,dek.. Sok banget Gayanya foto-foto mulu dari tadi,sini coba om liat fotonya.." aku yang waktu itu masih lugu, cuma bisa bilang,"yaah,jangan,om.. Malu.. Gambarnya jelek." si om fotografer cuma menjawab "laah,kalo ga buat di liat ,ngapain kamu foto-foto?" sambil memaksa melihat kameraku.. Sambil memeriksanya dengan seksama, dan kemudian keluarlah kalimat,yang masih teringat jelas di benakku "eh,dek,,keren juga,,ni..kamu punya bakat,,loh.. Kalo mau,ga ikut sekolah fotografi di tempat om.. 1semester pertama,gratis,dah...".  Sayang dulu aku ga ambil tawaran itu,bapakku melarang karna saat itu aku akan menghadapi ujian nasional tingkat SMP.aku yg patuh pada kedua orang tuaku, tak ingin membantah semua kehendak mereka.. Namun karna di dalam lubuk hati yang paling dalam aku masih ingin sekali mempelajari kamera,akting,dan semua tentang hal yang berbau hiburan di bidang pertelevisian,jadi,deh aku masuk ke jurusan BROADCASTING di Mercubuana ini. Dan saat ini aku dan kawan-kawanku sedang menggarap sebuah film..yah walaupun posisiku di tim pembuatan film ini hanya sebagai Pembantu Umum. Tapi aku bahagia bisa belajar dan bekerja sama dengan mereka.

Bapakku hanya seorang PNS,dan ibuku hanya Ibu rumah tangga biasa,tapi yang aku tau kedua orang tua adalah orang tua terbaik,  aku seringkali menyaksikan bagaimana hebatnya kedua orang tuaku berjuang untuk mencukupkan kebutuhan keluarga dangan status bapakku yang hanya seorang PNS biasa,hingga akhirnya mengantarkan kakak-kakaku sebagai wisudawan. Pada saat aku kelas 2 SMA , kakaku yang nomor 3 mengalami kecelakaan yang cukup parah,hingga kakaku nyaris saja kehilangan kaki sebelah kirinya.kakaku di rawat di sebuah rumah sakit di Semarang selama 2 bulan,kakaku menjalani hingga 4kali oprasi pemasangan tulang,tentu kejadian ini membutuhkan uang yang tidak sedikit,hingga membuat kondisi ekonomi keluargaku sedikit terguncang. Kakaku cuti 2 Semester dari universitas Diponegoro.kakaku menjalani masa pemuliahan pasca kecelakaan selama 2 tahun,aku yang tak tega melihat kondisi kedua orang tuaku yang selalu berusaha bersikap tegar akhirnya memutuskan untuk kuliah sambil bekerja.semua  memacu semangatku,untuk tetap belajar dengan kondisi apapun. Ga perduli gender,latar belakang ekonomi,umur,keadaan apapun bakal bisa kita lewatin,asal kita percaya semua akan baik-baik saja. Dan tetap melakukan yang terbaik.

0 komentar:

Posting Komentar