Minggu, September 15, 2013
0


                                                            Nama              : Angela Noventry Haloho
                                                            Nim                 : 44112110058
                                                            Matkul            : Penulisan Naskah Non-Berita


Hallo temen-temen semua, perkenalkan nama saya Angela Noventry Haloho, biasa dipanggil Angel. Saya berasal dari salah satu daerah di Sumatera Utara, di daerah suku batak simalungun di sebuah kampung yang tidak begitu kecil yang biasa disebut dengan Haranggaol. Dikelilingi oleh pengunungan dengan pemandangan indah danau Toba yang tehampar luas di depan mata, dengan udara yang begitu dingin dan jadi salah satu pembudidayaan ikan air tawar di Medan. Saya berasal dari keluarga yang sederhana, ayah ku bermarga Haloho dan mama ku Simarmata. Saya memiliki tiga orang saudara, anak pertama seorang anak laki-laki bernama Gregori Parulian Haloho, yang kedua saya sendiri, anak ketiga seorang anak perempuan namanya Sry Natalia Haloho yang sekarang duduk di kelas 3 SMK di kota medan, sedangkan yang paling kecil anak laki-laki bernama Albert Noverman Haloho yang baru duduk di kelas 6 SD di kampung. 

Semasa saya kecil setiap pulang sekolah saya sudah terbiasa membantu orangtua saya ke ladang. Kadang saya merasa males untuk pergi ke ladang dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, tapi apa boleh buat saya bukan berasal dari keluarga yang kaya. Sebenarnya orangtua tidak memaksa saya harus ikut ke ladang membantu mereka namun saya merasa itu sudah menjadi kewajiban saya sebagai seorang anak untuk membantu orangtua saya di ladang yang nantinya hasil panen pun tetap untuk kebutuhan kami anak-anaknya. Setiap sore, saya sering diajak oleh ayah saya ke kolam ikan di danau toba untuk memberi makan ikan di keramba. Itu adalah hal yang sangat saya senangi, biasanya kita pergi ke keramba dengan menggunakan sampan dan mendayung sendiri. Awalnya saya sangat takut dikarenakan tidak bisa berenang pada saat itu, namun karena saya sangat senang jika harus memberi makan ikan ke keramba saya belajar sendiri bagaimana cara menggunakan sampan yang benar agar tidak sampai terjatuh di danau.

Namun, pada suatu saat ketika saya masih duduk di bangku SD suatu bencana telah melanda ikan yang ada di danau toba. Entah virus apa yang apa yang menyebar saya tidak tau yang jelas pada masa itu hampir semua ikan di danau toba mati dan semua permukaan danau toba saat itu penuh dengan bangkai ikan. Sejak saat itu, ekonomi di keluarga saya pun semakin down. Sampai akhirnya saya duduk di kelas 3 SMP, ekonomi masih saja seperti itu, mama saya sempat berjualan ikan ke pasar dan sering membantunya. Waktu itu saya baru saja lulus SMP, dan pada waktu yang bersamaan abang saya lulus SMA, dan adik perempuan saya lulus SD. Orangtua saya sangat bingung memikirkan biaya untuk kelanjutan sekolah kami nantinya, karena keadaan seperti itu abang saya rela tidak melanjutkan sekolahnya untuk kuliah agar saya dan adik saya bisa melanjutkan sekolah. Dan tanpa diduga, ternyata abang dari ayah sendiri yang ada di bekasi menawarkan bantuan untuk membantu saya dalam melanjutkan sekolah saya di Bekasi. Mama saya sebenarnya sangat berat melepas saya untuk pergi melanjutkan sekolah ke bekasi, namun kembali pada diri saya sendiri biarlah saya merasa sakit untuk sesaat daripada saya harus putus sekolah. Dan akhirnya saya memilih untuk menerima tawaran itu dan saya melanjutkan sekolah saya di Bekasi di salah satu sekolah katolik yakni di SMK Strada Budi Luhur.

Yang namanya tinggal di rumah keluarga pasti adalah suka-dukanya, namun saya tetap bertahan selama tiga tahun penuh. Menjalani pendidikan di SMK awalnya saya merasa sangat berat dan hampir menyerah. Saya merasa saingan saya sangat berat, dibandingkan dengan saya yang dari tk, sd, smp itu belajar dikampung saat itu saya harus terus mengejar ketertinggalan saya di kelas. Semuanya memberi dukungan yang sangat besar pada saya hingga akhirnya saya bisa belajar sama seperti teman-teman saya yang lain. Setiap hari, saya harus belajar belajar dan belajar karena selalu dipantau belajar oleh matua saya. Dan ternyata semua itu membuahkan hasil. Saya lulus dari SMK dengan nilai yang cukup baik. Itu adalah saat-saat yang saya tunggu-tunggu karena dalam 3 tahun itu untuk pertama kalinya saya akan pulang ke kampung halaman, ke rumah dan keluarga yang sangat saya cintai. Meskipun di bekasi tinggal di tempat keluarga yang terbilang serba berkecukupan dan saya dianggap seperti anak sendiri, namun tidak ada yang melebihi kehangatan di dalam keluarga ini, keluarga yang sederhana yang kebahagiannya tidak ada saya dapatkan dimana pun selain di keluarga yang bahagia ini. 

Setelah lulus sekolah ternyata apa yang saya harapkan tidak langsung terwujud, saya sudah menaruh lamaran kerja di sana-sini namun tidak membuahkan hasil. Saya sempat menganggur selama tiga bulan dan itu merupakan hal yang sangat membosankan bagi saya, karena selama tiga bulan itu saya harus merawat oppung saya yang waktu itu sudah tua dan sakit-sakitan. Hingga pada akhirnya, tepat pada saat oppung saya meninggal saya dapat panggilan wawancara kerja dari sebuah yayasan pendidikan katolik dan seminggu setelah wawancara, saya dapat panggilan kerja sebagai salah satu Tata Usaha bagian kesiswaan di SMP Damai. Tidak lama saya bekerja di sana, kurang dari setahun saya mendapat panggilan dinas dari kantor pusat yang menyatakan bahwa saya akan dimutasi ke kantor pusat dan menjadi salah satu staf di sana dikarenakan adanya pergeseran posisi di kantor pusat dan saya dipercaya sebagai salah satu staf di biro keuangan. Saya merasa sangat senang, bekerja di lingkungan orang-orang yang sangat baik dan perhatian terhadap saya. Mereka semua menganggap saya seperti adik sendiri, karena diantara sekian banyak karyawan si kantor pusat saya adalah satu-satunya yang masih muda.

Setelah beberapa bulan bekerja, saya memiliki rencana untuk meneruskan kuliah saya yang sebelumnya saya sempat berhenti setahun setelah lulus SMK, dan ternyata mereka semua mendukung rencana saya bahkan bos saya sendiri pun mendukung rencana saya. Sampai-sampai saya difasilitasi laptop untuk keperluan kuliah saya dengan cara saya dapat mencicilnya selma sepuluh bulan, mereka semua memudahkan saya dalam urusan kuliah. Bahkan kalau pun saya harus ijin dengan alasan urusan ke kampus, tanpa banyak tanya pasti langsung diijinkan. Sangat senang bisa bekerja sama dengan mereka.

Kalau ditanya tentang bakat atau minat, saya belum begitu mengenal bakat atau minat yang tertanam dalam diri saya. Namun, sejak saya duduk di bangku SD saya sudah mengenal olah raga volly dan sampai saat ini, hal yang paling saya senangi adalah bermain volly. Saya tidak pernah ingat waktu jika sudah bermain volly, entah ini memang benar-benar bakat atau keturunan yang jelas kami sekeluarga sangat senang bermain volly dan terbilang cukup baik dalam permainan olah raga satu ini. Selain volly, saya juga lumayan suka dalam hal menyanyi. Dimana pun dan kapan pun itu bahkan pada saat bekerja di kantor saya sangat sering bernyanyi untuk menghilangkan rasa ngantuk tentunya. Walau pun sebenarnya suara saya kurang begitu bagus untuk didengar oleh telinga ornag banyak. Selain itu, semasa SMP saya senang menulis cerpen dan saat ada lomba penulisan cerpen yang nantinya hasil yang dianggap bagus akan ditampilkan di majalah dinding sekolah. Dan seringkali saya mendapat kesempatan dimana tulisan saya dapat dibaca oleh teman-teman di sekolah. Dalam penulisan cerpen, saya biasanya membuatnya berdasarkan cerita-cerita anak-anak muda yang terjadi di seklah karena menurut saya itu hal yang sangat menarik dibahas pada masa itu.

Kalau mengenai pendidikan, orangtua saya memulainya dengan memasukkan saya ke sebuah taman kanak-kanak milik yayasan katolik di kampung saya dulu. Tidak butuh waktu lama, hanya kira-kira setahun saya langsung lulus dan diperbolehkan melanjutkan ke Sekolah Dasar Negri pada usia yang masih sangat belia karena kata biarawati yang saat ini menjadi guru saya, saya sudah sangat lancar dalam hal membaca menghitung dan lain sebagainya. Saya dimasukkan ke sekolah Negri dikarenakan di kampung saya memang hanya ada satu SD yakni SD Neg tersebut. Dan setelah SMP saya memilih sendiri sekolah yang akan saya duduki dan saya memilih sebuah SMP milik yayasan katolik juga di kampung saya, dan setelah itu pun SMK tempat saya menuntut ilmu pilihan matua saya pun ternyata milik yayasan katolik juga. Jadi sebagian besar pendidikan yang saya jalani adalah di sekolahan katolik, hingga saat kuliah ini lah saya saya memilih mercubuana sebagai tempat saya menuntut ilmu selanjutnya karena menurut saya Mercubuana itu bagus dalam melahirkan mahasiswa lulusan Broadcasting. Awalnya saya tertarik dengan jurusan ini karena saya sering melihat di televisi kru-kru yang sepertinya sangat enak dalam pekerjaannya. Saya tertarik bagaimana mereka memproduksi sebuah film dan lain sebagainya, oleh karena ketertarikan saya itu saya memutuskan untuk mengambil mata kuliah broadcasting dan berharap nantinya apa yang saya inginkan dapat terwujud setelah saya lulus dari Universitas Mercubuana ini.

Mengenai keterlibatan saya pada dunia televisi, saya hanyalah seorang audience yang sangat senang menonton film cartoon dan film horor. Kadang saya berfikir bagaimana cara membuat film tersebut, salah satu faktor yang mendorong keinginan saya mendalami broadcasting lebih dalam. Menurut saya, orang yang bekerja di dunia televisi sangat hebat. Mereka dapat menciptakan suatu hiburan yang sangat disukai oleh masyarakat luas, dan kelak saya ingin menjadi salah seorang dari orang-orang yang saya kagumi itu. Semoga dengan keinginan saya yang sungguh-sungguh ini, saya semakin serius dalam kuliah di jurusan broadcasting ini dan semakin banyak belajar agar kelak apa yang saya harapkan dapat saya raih dalam genggaman tangan ini. Sekian dan terimakasih.

0 komentar:

Posting Komentar