Nama : Angela Noventry Haloho
Nim : 44112110058
Matkul : Penulisan Naskah Non-Berita
Hallo temen-temen semua, perkenalkan nama saya Angela Noventry
Haloho, biasa dipanggil Angel. Saya berasal dari salah satu daerah di Sumatera
Utara, di daerah suku batak simalungun di sebuah kampung yang tidak begitu
kecil yang biasa disebut dengan Haranggaol. Dikelilingi oleh pengunungan dengan
pemandangan indah danau Toba yang tehampar luas di depan mata, dengan udara
yang begitu dingin dan jadi salah satu pembudidayaan ikan air tawar di Medan.
Saya berasal dari keluarga yang sederhana, ayah ku bermarga Haloho dan mama ku
Simarmata. Saya memiliki tiga orang saudara, anak pertama seorang anak
laki-laki bernama Gregori Parulian Haloho, yang kedua saya sendiri, anak ketiga
seorang anak perempuan namanya Sry Natalia Haloho yang sekarang duduk di kelas
3 SMK di kota medan, sedangkan yang paling kecil anak laki-laki bernama Albert
Noverman Haloho yang baru duduk di kelas 6 SD di kampung.
Semasa saya kecil setiap pulang sekolah saya sudah terbiasa
membantu orangtua saya ke ladang. Kadang saya merasa males untuk pergi ke
ladang dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, tapi apa boleh buat saya bukan
berasal dari keluarga yang kaya. Sebenarnya orangtua tidak memaksa saya harus
ikut ke ladang membantu mereka namun saya merasa itu sudah menjadi kewajiban
saya sebagai seorang anak untuk membantu orangtua saya di ladang yang nantinya
hasil panen pun tetap untuk kebutuhan kami anak-anaknya. Setiap sore, saya
sering diajak oleh ayah saya ke kolam ikan di danau toba untuk memberi makan
ikan di keramba. Itu adalah hal yang sangat saya senangi, biasanya kita pergi
ke keramba dengan menggunakan sampan dan mendayung sendiri. Awalnya saya sangat
takut dikarenakan tidak bisa berenang pada saat itu, namun karena saya sangat
senang jika harus memberi makan ikan ke keramba saya belajar sendiri bagaimana
cara menggunakan sampan yang benar agar tidak sampai terjatuh di danau.
Namun, pada suatu saat ketika saya masih duduk di bangku SD suatu
bencana telah melanda ikan yang ada di danau toba. Entah virus apa yang apa
yang menyebar saya tidak tau yang jelas pada masa itu hampir semua ikan di
danau toba mati dan semua permukaan danau toba saat itu penuh dengan bangkai
ikan. Sejak saat itu, ekonomi di keluarga saya pun semakin down. Sampai
akhirnya saya duduk di kelas 3 SMP, ekonomi masih saja seperti itu, mama saya
sempat berjualan ikan ke pasar dan sering membantunya. Waktu itu saya baru saja
lulus SMP, dan pada waktu yang bersamaan abang saya lulus SMA, dan adik
perempuan saya lulus SD. Orangtua saya sangat bingung memikirkan biaya untuk
kelanjutan sekolah kami nantinya, karena keadaan seperti itu abang saya rela
tidak melanjutkan sekolahnya untuk kuliah agar saya dan adik saya bisa melanjutkan
sekolah. Dan tanpa diduga, ternyata abang dari ayah sendiri yang ada di bekasi
menawarkan bantuan untuk membantu saya dalam melanjutkan sekolah saya di
Bekasi. Mama saya sebenarnya sangat berat melepas saya untuk pergi melanjutkan
sekolah ke bekasi, namun kembali pada diri saya sendiri biarlah saya merasa
sakit untuk sesaat daripada saya harus putus sekolah. Dan akhirnya saya memilih
untuk menerima tawaran itu dan saya melanjutkan sekolah saya di Bekasi di salah
satu sekolah katolik yakni di SMK Strada Budi Luhur.
Yang namanya tinggal di rumah keluarga pasti adalah suka-dukanya,
namun saya tetap bertahan selama tiga tahun penuh. Menjalani pendidikan di SMK
awalnya saya merasa sangat berat dan hampir menyerah. Saya merasa saingan saya
sangat berat, dibandingkan dengan saya yang dari tk, sd, smp itu belajar
dikampung saat itu saya harus terus mengejar ketertinggalan saya di kelas.
Semuanya memberi dukungan yang sangat besar pada saya hingga akhirnya saya bisa
belajar sama seperti teman-teman saya yang lain. Setiap hari, saya harus
belajar belajar dan belajar karena selalu dipantau belajar oleh matua saya. Dan
ternyata semua itu membuahkan hasil. Saya lulus dari SMK dengan nilai yang
cukup baik. Itu adalah saat-saat yang saya tunggu-tunggu karena dalam 3 tahun
itu untuk pertama kalinya saya akan pulang ke kampung halaman, ke rumah dan
keluarga yang sangat saya cintai. Meskipun di bekasi tinggal di tempat keluarga
yang terbilang serba berkecukupan dan saya dianggap seperti anak sendiri, namun
tidak ada yang melebihi kehangatan di dalam keluarga ini, keluarga yang
sederhana yang kebahagiannya tidak ada saya dapatkan dimana pun selain di
keluarga yang bahagia ini.
Setelah lulus sekolah ternyata apa yang saya harapkan tidak
langsung terwujud, saya sudah menaruh lamaran kerja di sana-sini namun tidak
membuahkan hasil. Saya sempat menganggur selama tiga bulan dan itu merupakan
hal yang sangat membosankan bagi saya, karena selama tiga bulan itu saya harus
merawat oppung saya yang waktu itu sudah tua dan sakit-sakitan. Hingga pada
akhirnya, tepat pada saat oppung saya meninggal saya dapat panggilan wawancara
kerja dari sebuah yayasan pendidikan katolik dan seminggu setelah wawancara,
saya dapat panggilan kerja sebagai salah satu Tata Usaha bagian kesiswaan di
SMP Damai. Tidak lama saya bekerja di sana, kurang dari setahun saya mendapat
panggilan dinas dari kantor pusat yang menyatakan bahwa saya akan dimutasi ke
kantor pusat dan menjadi salah satu staf di sana dikarenakan adanya pergeseran
posisi di kantor pusat dan saya dipercaya sebagai salah satu staf di biro
keuangan. Saya merasa sangat senang, bekerja di lingkungan orang-orang yang
sangat baik dan perhatian terhadap saya. Mereka semua menganggap saya seperti
adik sendiri, karena diantara sekian banyak karyawan si kantor pusat saya
adalah satu-satunya yang masih muda.
Setelah beberapa bulan bekerja, saya memiliki rencana untuk
meneruskan kuliah saya yang sebelumnya saya sempat berhenti setahun setelah
lulus SMK, dan ternyata mereka semua mendukung rencana saya bahkan bos saya
sendiri pun mendukung rencana saya. Sampai-sampai saya difasilitasi laptop
untuk keperluan kuliah saya dengan cara saya dapat mencicilnya selma sepuluh
bulan, mereka semua memudahkan saya dalam urusan kuliah. Bahkan kalau pun saya
harus ijin dengan alasan urusan ke kampus, tanpa banyak tanya pasti langsung
diijinkan. Sangat senang bisa bekerja sama dengan mereka.
Kalau ditanya tentang bakat atau minat, saya belum begitu mengenal
bakat atau minat yang tertanam dalam diri saya. Namun, sejak saya duduk di
bangku SD saya sudah mengenal olah raga volly dan sampai saat ini, hal yang
paling saya senangi adalah bermain volly. Saya tidak pernah ingat waktu jika
sudah bermain volly, entah ini memang benar-benar bakat atau keturunan yang
jelas kami sekeluarga sangat senang bermain volly dan terbilang cukup baik
dalam permainan olah raga satu ini. Selain volly, saya juga lumayan suka dalam
hal menyanyi. Dimana pun dan kapan pun itu bahkan pada saat bekerja di kantor
saya sangat sering bernyanyi untuk menghilangkan rasa ngantuk tentunya. Walau
pun sebenarnya suara saya kurang begitu bagus untuk didengar oleh telinga ornag
banyak. Selain itu, semasa SMP saya senang menulis cerpen dan saat ada lomba
penulisan cerpen yang nantinya hasil yang dianggap bagus akan ditampilkan di
majalah dinding sekolah. Dan seringkali saya mendapat kesempatan dimana tulisan
saya dapat dibaca oleh teman-teman di sekolah. Dalam penulisan cerpen, saya
biasanya membuatnya berdasarkan cerita-cerita anak-anak muda yang terjadi di
seklah karena menurut saya itu hal yang sangat menarik dibahas pada masa itu.
Kalau mengenai pendidikan, orangtua saya memulainya dengan
memasukkan saya ke sebuah taman kanak-kanak milik yayasan katolik di kampung
saya dulu. Tidak butuh waktu lama, hanya kira-kira setahun saya langsung lulus
dan diperbolehkan melanjutkan ke Sekolah Dasar Negri pada usia yang masih
sangat belia karena kata biarawati yang saat ini menjadi guru saya, saya sudah
sangat lancar dalam hal membaca menghitung dan lain sebagainya. Saya dimasukkan
ke sekolah Negri dikarenakan di kampung saya memang hanya ada satu SD yakni SD Neg
tersebut. Dan setelah SMP saya memilih sendiri sekolah yang akan saya duduki
dan saya memilih sebuah SMP milik yayasan katolik juga di kampung saya, dan
setelah itu pun SMK tempat saya menuntut ilmu pilihan matua saya pun ternyata
milik yayasan katolik juga. Jadi sebagian besar pendidikan yang saya jalani
adalah di sekolahan katolik, hingga saat kuliah ini lah saya saya memilih
mercubuana sebagai tempat saya menuntut ilmu selanjutnya karena menurut saya
Mercubuana itu bagus dalam melahirkan mahasiswa lulusan Broadcasting. Awalnya
saya tertarik dengan jurusan ini karena saya sering melihat di televisi kru-kru
yang sepertinya sangat enak dalam pekerjaannya. Saya tertarik bagaimana mereka
memproduksi sebuah film dan lain sebagainya, oleh karena ketertarikan saya itu
saya memutuskan untuk mengambil mata kuliah broadcasting dan berharap nantinya
apa yang saya inginkan dapat terwujud setelah saya lulus dari Universitas
Mercubuana ini.
Mengenai keterlibatan saya pada dunia televisi, saya hanyalah
seorang audience yang sangat senang menonton film cartoon dan film horor.
Kadang saya berfikir bagaimana cara membuat film tersebut, salah satu faktor
yang mendorong keinginan saya mendalami broadcasting lebih dalam. Menurut saya,
orang yang bekerja di dunia televisi sangat hebat. Mereka dapat menciptakan
suatu hiburan yang sangat disukai oleh masyarakat luas, dan kelak saya ingin
menjadi salah seorang dari orang-orang yang saya kagumi itu. Semoga dengan
keinginan saya yang sungguh-sungguh ini, saya semakin serius dalam kuliah di
jurusan broadcasting ini dan semakin banyak belajar agar kelak apa yang saya
harapkan dapat saya raih dalam genggaman tangan ini. Sekian dan terimakasih.
0 komentar:
Posting Komentar