PROFIL DIRI
Di sebuah desa pada tanggal 20 Februari 2013 aku dilahirkan ke dunia dengan keadaan sehat wal’afiat. Aku diberikan nama oleh orang tua ku dengan nama Risky Ayu Lestari. Suatu ketika aku dipanggil dengan sebutan Kiki namun sebutan itu tak berlangsung lama dikarenakan setiap memanggil ku dengan panggilan kiki, anggota tubuhku langsung berasa tidak enak, bisa dikatakan selalu sakit apabila nama tersebut diucapkan untuk memanggill aku, bergantilah panggilan sehari-hari dengan panggilan Ayu, panggilan ini terkesan sangat indah dan selalu dilontarkan komentar yang bagus dari orang-orang yang memanggilku. Aku adalah anak dari pasangan Ibnu Mas’ud dan Suryani, bapak ku berasal dari Surabaya dengan kelahiran tanggal 18 Maret 1968 dan Mamah ku berasal dari Tangerang dengan dilahirkan pada tanggal 26 April 1973. Aku sangat bahagia semasa kecil selalu diberikan kesenangan oleh orang tuaku, aku bermain dan manja selayaknya anak kecil lainnya, sampai suatu ketika aku selalu diajak ke warung untuk menemani mamah belanja, pagi itu ada sebuah perbedaan yang nampak pada diriku, ketika menemani mamah ke warung dan lokasi warung itu bersebalahan dengan sekolah, aku seketika meminta pada mamah ku untuk disekolahkan di sekolah tersebut padahal usiaku masih belum genap 5 tahun, entah mamah ku berpikiran aku terlalu bersemangat atau justru bangga karena keinginan belajar muncul di benak anaknya seperti aku ini. Sesampai di rumah setelah melakukan pembelanjaan di warung, mamah mengajakku kembali, entah pada saat itu aku hendak dibawa kemana, aku hanya ber jalan-jalan saja mengikuti langkah mamahku kemudian langkah kami terhenti pada sebuah sekolah SD Negeri yang aku inginkan, datanglah kami pada sebuah ruangan dimana banyak sekali guru disana. Mamahku langsung berbicara pada salah satu guru bahwa anak saya ingin bersekolah disini. Mereka menertawakan aku karena usia ku yang belum genap 5th, seketika aku menantang mereka untuk di tes membaca teks atau kalimat. Salah satu guru mengamnbil sebuah map yang bertuliskan sebuah kata dan aku pun langsung diminta untuk membacanya, kata yang selalu aku ingat karena kata itu lah yang membuatku bisa mengenyam pendidikan di SD, kata itu adalah “PANDA” pertama aku mengeja nya dalam hati lalu diucapkan dengan lantang pada saat itu, guru-guru disana pun terkagum heran karena anak seusia diriku sudah fasih membaca, tak lama guru yang menyuruhku membaca memberitahukan kepada mamah ku bahwa aku dapat bersekolah disana pada ajaran baru nanti yang hanya beberapa minggu lagi. Beberapa minggu kemudian aku bersekolah disana dengan prestasiku yang sangat baik, namun ketika aku kelas 3 SD mamahku terserang penyakit yang sangat fatal sampai-sampai harus dirawat di rumah sakit dan dibawa ke rumah nenek yang berlokasi di Cikupa, akhirnya sekolah SD ku dihijrahkan ke sebuah desa bernama Talagasari bersama 1 sepupuku bernama Iis namun dipanggil Dede, sebagai anak baru aku masih merasa malu untuk bersosialisasi sampai padda saatnya aku mendapatkan sebuah teman, prestasiku di sekolah baru sangatlah gemilang dengan peringkat yang bagus selalu didapat, sampai pada akhirnya aku lulus dengan nilai yang memuaskan untuk bekalku bersekolah di satu tingkat lebih atas.
Aku bersekolah di SMP Negeri 1 Cikupa, di sekolah tersebut aku aktif mengikuti organisasi yang difasilitasi oleh sekolah dimulai dari mengikuti organisasi Pramuka, Club Volly, dan OSIS. Jabatan ku juga lumayan menanjak di Pramuka dari mulai menjadi anggota sampai menjadi Ketua sedangkan di OSIS jabatanku hanya sampai pada Bendahara saja, tidak terlalu buruk bagi saya. Tak berbeda dengan di kelas, aku ditunjuk mulai dari sebagai Sekretaris sampai ketua kelas. Masa-masa itu pun dilalui selama 3 tahun dan dengan nilai yang memuaskan juga. Sampai pada akhirnya aku memasuki pendidikan selanjutnya di tingkat SMA, aku bersekolah di SMAN 1 Curug Tangerang selama 3 tahun.
Pada masa-masa sekolah aku teringat bahwa aku gemar sekali mencari tahu mengenai bahasa Inggris dan aku di kursuskan oleh orang tuaku di salah satu lembaga sejak tahun 2001, ilmu ku pun terasah dibidang ini dan pada saat aku masih duduk di bangku SMP, aku diajak oleh lembaga kursus ku untuk mengikuti lomba pidato melalui bahasa Inggris, aku mengikuti audisi nya yang aku kira aku tidak akan lolos karena ada banyak peserta yang kursus bahasa inggrisnya lebih tinggi dari aku saat itu, tapi dengan percaya dirinya aku berpidato di depan juri melalui topik yang aku rancang ssebelum pelaksanaan audisi tersebut. Audisi pun selesai dan diumumkan lah beberapa hari setelah audisi tersebut dengan ditempelkannya sebuah kertas pada mading hijau di tempat kursusku, aku meraba-raba dan melihat satu persatu nama dan yaa akhirnya ada namaku tercantum disana dan mengikuti seleksi akhir yaitu Grand Final, rasa bangga menyelimuti diriku yang saat itu tak menyangka bisa mengalahkan kakak-kakak di tingkat lebih tinggi dariku. Pada saat Grand Final tiba, jantungku semakin berdetak kencang dan cepat karena penonton bukan hanya kalangan murid kursus melainkan para orang tua murid juga diundang, perlombaan pun dimulai, satu persatu mereka menampilkan pidatonya masing-masing, tibalah giliranku untuk menyampaikan pidato yang tak lain adalah pidato yang sama saat aku audisi dengan harapan pidato ini dapat membawa ku menjadi yang terbaik, dengan rasa gugup namun harus percaya diri aku mulai berpidato dengan lantang dan melihat wajah-wajah penonton sesekali, pidatoku pun akhirnya selesai dan aku turun dari panggung dengan wajah memerah dan gemetar. Akhirnya sesi lomba pidato berakhir dan dilanjutkan dengan sesi-sesi berikutnya hingga acara yang dinanti-nantikan kan pun tiba yaitu pembacaan pemenang perlombaan, pembacaan pemenang untuk kategori pidato dibacakan dimulai dari juara ketiga, saat itu aku tak berharap banyak untuk menjadi juara dan MC pun membacakan juara ketiga bukanlah namaku begitupun juara kedua bukan nama ku juga yang dipanggil dan tibalah pengumuman juara pertama, aku semakin tak berharap akan menjadi juara karena sainganku sangatlah banyak akibat dari seluruh kantor cabang kursus digabung kan pada saat Grand Final, namun Allah SWT berkata lain, aku bangga ketika namaku disebutkan pada juara pertama lomba pidato tersebut. Rasa bangga dan haru menempel lekat pada diriku, setelah diberikan piala dan hadiah lain acara pun selesai dan aku pulang ke rumah dengan membawa kabar gembira untuk orang tuaku dan ya ternyata mereka pun bangga atas prestasiku, tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada orang tuaku yang mengembangkan kemampuan ku dalam berbahasa inggris dengan mengikutkan aku pada lembaga kursus.
Setelah SMA, aku tidak melanjutkan kuliah secara langsung dikarenakan keterbatasan biaya maka orang tuaku memasukkan ku ke dalam balai latihan kerja (BLK) Salesian Don Bosco di Tigaraksa, aku mulai bergabung dengan BLK pad bulan Juni 2011 namun aku tidak ingat untuk tanggalnya, aku mengikuti kursus komputer dengan harapan dapat bekerja di bagian perkantoran, selang 2 bulan kursus aku ditawari untuk mengikuti tes yang apabila lolos akan diberikan kesempatan magang di salah satu Bank swasta di Jakarta, aku langsung tertarik dengan penawaran itu dan menyampaikan pada orang tuaku dan setujulah mereka dengan memberikan doa agar selalu diberikan kelancaran. Tes pun tiba dan aku mengikuti nya dengan seksama setelah tes selesai diberikan pengumuman pada hari itu juga dan namaku lolos uuntuk mengikuti tahap selanjutnya. Tahap berikutnya adalah registrasi persyaratan dan diharuskan ada KTP, namun pada saat itu aku belum membuat KTP jadi tahap selanjutnya untuk aku ditunda sampai aku mendapatkan KTP. Aku menunggu KTP sampai akhir lebaran tiba dan akhirnya KTP ku tercetak dan bulan Agustus akhir aku memberikan KTP ku kepada BLK untuk diurus dan aku akhirnya dapat mengikuti tahap selanjutnya yaitu pembekalan di BLK selama 1 minggu, pembekalan pun berakhir dan menanti tanggal pemanggilan interview di Bank Swasta tersebut, aku mempersiapkan diri untuk esok menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh Pewawancara, esok pun tiba dan aku bergegas berpakaian rapi dengan baju sangat dijaga agar tidak kusut sampai-sampai pada saat di bis aku tidak duduk bersandar di kursi demi menghindari bajuku agar tidak kusut, sesampai nya di Jakarta aku langsung ke lantai yang dituju yaitu lantai 21, aku merapikan diri dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal. Setelah itu menunggu namaku dipanggil untuk di wawancarai, setelah namaku disebut aku diantar ke ruangan kecil dan aku langsung gugup seketika, aku berharap ini tidak memecah konsentrasiku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, akhirnya sesi wawancara ku selesai dan aku kembali pulang ke rumah sambil memikirkan apakah aku lolos. Seminggu setelah jadwal wawancara tersebut aku diumumkan melalui ponsel bahwa aku dinyatakan lolos untuk magang di Bank tersebut, aku dan Bapak ku langsung ke BLK untuk menandatangani surat perjanjian magang selama 1 tahun. Aku pun memulai magangku di Bank tersebut selama 1 tahun, banyak sekali pengalaman yang didapat dari aku magang dan sempat berpikir wah ternyata mencari uang tidak mudah ya. 1 tahun pun berakhir dan aku ditawari oleh atasan untuk dilanjutkan kembali, it sounds great! Aku menerima tawaran tersebut karena keinginan ku untuk melanjutkan pendidikan ke perkuliahan, akhirnya aku dapat melanjutkan pendidikan ku di salah satu kampus swasta di Jakarta dengan mengambil Fakultas Komunikasi dan di bidang Broadcasting. Aku berharap perjalanan sukses ku tidaklah berakhir. You may open your mind and you will change the world.
Di sebuah desa pada tanggal 20 Februari 2013 aku dilahirkan ke dunia dengan keadaan sehat wal’afiat. Aku diberikan nama oleh orang tua ku dengan nama Risky Ayu Lestari. Suatu ketika aku dipanggil dengan sebutan Kiki namun sebutan itu tak berlangsung lama dikarenakan setiap memanggil ku dengan panggilan kiki, anggota tubuhku langsung berasa tidak enak, bisa dikatakan selalu sakit apabila nama tersebut diucapkan untuk memanggill aku, bergantilah panggilan sehari-hari dengan panggilan Ayu, panggilan ini terkesan sangat indah dan selalu dilontarkan komentar yang bagus dari orang-orang yang memanggilku. Aku adalah anak dari pasangan Ibnu Mas’ud dan Suryani, bapak ku berasal dari Surabaya dengan kelahiran tanggal 18 Maret 1968 dan Mamah ku berasal dari Tangerang dengan dilahirkan pada tanggal 26 April 1973. Aku sangat bahagia semasa kecil selalu diberikan kesenangan oleh orang tuaku, aku bermain dan manja selayaknya anak kecil lainnya, sampai suatu ketika aku selalu diajak ke warung untuk menemani mamah belanja, pagi itu ada sebuah perbedaan yang nampak pada diriku, ketika menemani mamah ke warung dan lokasi warung itu bersebalahan dengan sekolah, aku seketika meminta pada mamah ku untuk disekolahkan di sekolah tersebut padahal usiaku masih belum genap 5 tahun, entah mamah ku berpikiran aku terlalu bersemangat atau justru bangga karena keinginan belajar muncul di benak anaknya seperti aku ini. Sesampai di rumah setelah melakukan pembelanjaan di warung, mamah mengajakku kembali, entah pada saat itu aku hendak dibawa kemana, aku hanya ber jalan-jalan saja mengikuti langkah mamahku kemudian langkah kami terhenti pada sebuah sekolah SD Negeri yang aku inginkan, datanglah kami pada sebuah ruangan dimana banyak sekali guru disana. Mamahku langsung berbicara pada salah satu guru bahwa anak saya ingin bersekolah disini. Mereka menertawakan aku karena usia ku yang belum genap 5th, seketika aku menantang mereka untuk di tes membaca teks atau kalimat. Salah satu guru mengamnbil sebuah map yang bertuliskan sebuah kata dan aku pun langsung diminta untuk membacanya, kata yang selalu aku ingat karena kata itu lah yang membuatku bisa mengenyam pendidikan di SD, kata itu adalah “PANDA” pertama aku mengeja nya dalam hati lalu diucapkan dengan lantang pada saat itu, guru-guru disana pun terkagum heran karena anak seusia diriku sudah fasih membaca, tak lama guru yang menyuruhku membaca memberitahukan kepada mamah ku bahwa aku dapat bersekolah disana pada ajaran baru nanti yang hanya beberapa minggu lagi. Beberapa minggu kemudian aku bersekolah disana dengan prestasiku yang sangat baik, namun ketika aku kelas 3 SD mamahku terserang penyakit yang sangat fatal sampai-sampai harus dirawat di rumah sakit dan dibawa ke rumah nenek yang berlokasi di Cikupa, akhirnya sekolah SD ku dihijrahkan ke sebuah desa bernama Talagasari bersama 1 sepupuku bernama Iis namun dipanggil Dede, sebagai anak baru aku masih merasa malu untuk bersosialisasi sampai padda saatnya aku mendapatkan sebuah teman, prestasiku di sekolah baru sangatlah gemilang dengan peringkat yang bagus selalu didapat, sampai pada akhirnya aku lulus dengan nilai yang memuaskan untuk bekalku bersekolah di satu tingkat lebih atas.
Aku bersekolah di SMP Negeri 1 Cikupa, di sekolah tersebut aku aktif mengikuti organisasi yang difasilitasi oleh sekolah dimulai dari mengikuti organisasi Pramuka, Club Volly, dan OSIS. Jabatan ku juga lumayan menanjak di Pramuka dari mulai menjadi anggota sampai menjadi Ketua sedangkan di OSIS jabatanku hanya sampai pada Bendahara saja, tidak terlalu buruk bagi saya. Tak berbeda dengan di kelas, aku ditunjuk mulai dari sebagai Sekretaris sampai ketua kelas. Masa-masa itu pun dilalui selama 3 tahun dan dengan nilai yang memuaskan juga. Sampai pada akhirnya aku memasuki pendidikan selanjutnya di tingkat SMA, aku bersekolah di SMAN 1 Curug Tangerang selama 3 tahun.
Pada masa-masa sekolah aku teringat bahwa aku gemar sekali mencari tahu mengenai bahasa Inggris dan aku di kursuskan oleh orang tuaku di salah satu lembaga sejak tahun 2001, ilmu ku pun terasah dibidang ini dan pada saat aku masih duduk di bangku SMP, aku diajak oleh lembaga kursus ku untuk mengikuti lomba pidato melalui bahasa Inggris, aku mengikuti audisi nya yang aku kira aku tidak akan lolos karena ada banyak peserta yang kursus bahasa inggrisnya lebih tinggi dari aku saat itu, tapi dengan percaya dirinya aku berpidato di depan juri melalui topik yang aku rancang ssebelum pelaksanaan audisi tersebut. Audisi pun selesai dan diumumkan lah beberapa hari setelah audisi tersebut dengan ditempelkannya sebuah kertas pada mading hijau di tempat kursusku, aku meraba-raba dan melihat satu persatu nama dan yaa akhirnya ada namaku tercantum disana dan mengikuti seleksi akhir yaitu Grand Final, rasa bangga menyelimuti diriku yang saat itu tak menyangka bisa mengalahkan kakak-kakak di tingkat lebih tinggi dariku. Pada saat Grand Final tiba, jantungku semakin berdetak kencang dan cepat karena penonton bukan hanya kalangan murid kursus melainkan para orang tua murid juga diundang, perlombaan pun dimulai, satu persatu mereka menampilkan pidatonya masing-masing, tibalah giliranku untuk menyampaikan pidato yang tak lain adalah pidato yang sama saat aku audisi dengan harapan pidato ini dapat membawa ku menjadi yang terbaik, dengan rasa gugup namun harus percaya diri aku mulai berpidato dengan lantang dan melihat wajah-wajah penonton sesekali, pidatoku pun akhirnya selesai dan aku turun dari panggung dengan wajah memerah dan gemetar. Akhirnya sesi lomba pidato berakhir dan dilanjutkan dengan sesi-sesi berikutnya hingga acara yang dinanti-nantikan kan pun tiba yaitu pembacaan pemenang perlombaan, pembacaan pemenang untuk kategori pidato dibacakan dimulai dari juara ketiga, saat itu aku tak berharap banyak untuk menjadi juara dan MC pun membacakan juara ketiga bukanlah namaku begitupun juara kedua bukan nama ku juga yang dipanggil dan tibalah pengumuman juara pertama, aku semakin tak berharap akan menjadi juara karena sainganku sangatlah banyak akibat dari seluruh kantor cabang kursus digabung kan pada saat Grand Final, namun Allah SWT berkata lain, aku bangga ketika namaku disebutkan pada juara pertama lomba pidato tersebut. Rasa bangga dan haru menempel lekat pada diriku, setelah diberikan piala dan hadiah lain acara pun selesai dan aku pulang ke rumah dengan membawa kabar gembira untuk orang tuaku dan ya ternyata mereka pun bangga atas prestasiku, tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada orang tuaku yang mengembangkan kemampuan ku dalam berbahasa inggris dengan mengikutkan aku pada lembaga kursus.
Setelah SMA, aku tidak melanjutkan kuliah secara langsung dikarenakan keterbatasan biaya maka orang tuaku memasukkan ku ke dalam balai latihan kerja (BLK) Salesian Don Bosco di Tigaraksa, aku mulai bergabung dengan BLK pad bulan Juni 2011 namun aku tidak ingat untuk tanggalnya, aku mengikuti kursus komputer dengan harapan dapat bekerja di bagian perkantoran, selang 2 bulan kursus aku ditawari untuk mengikuti tes yang apabila lolos akan diberikan kesempatan magang di salah satu Bank swasta di Jakarta, aku langsung tertarik dengan penawaran itu dan menyampaikan pada orang tuaku dan setujulah mereka dengan memberikan doa agar selalu diberikan kelancaran. Tes pun tiba dan aku mengikuti nya dengan seksama setelah tes selesai diberikan pengumuman pada hari itu juga dan namaku lolos uuntuk mengikuti tahap selanjutnya. Tahap berikutnya adalah registrasi persyaratan dan diharuskan ada KTP, namun pada saat itu aku belum membuat KTP jadi tahap selanjutnya untuk aku ditunda sampai aku mendapatkan KTP. Aku menunggu KTP sampai akhir lebaran tiba dan akhirnya KTP ku tercetak dan bulan Agustus akhir aku memberikan KTP ku kepada BLK untuk diurus dan aku akhirnya dapat mengikuti tahap selanjutnya yaitu pembekalan di BLK selama 1 minggu, pembekalan pun berakhir dan menanti tanggal pemanggilan interview di Bank Swasta tersebut, aku mempersiapkan diri untuk esok menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh Pewawancara, esok pun tiba dan aku bergegas berpakaian rapi dengan baju sangat dijaga agar tidak kusut sampai-sampai pada saat di bis aku tidak duduk bersandar di kursi demi menghindari bajuku agar tidak kusut, sesampai nya di Jakarta aku langsung ke lantai yang dituju yaitu lantai 21, aku merapikan diri dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal. Setelah itu menunggu namaku dipanggil untuk di wawancarai, setelah namaku disebut aku diantar ke ruangan kecil dan aku langsung gugup seketika, aku berharap ini tidak memecah konsentrasiku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, akhirnya sesi wawancara ku selesai dan aku kembali pulang ke rumah sambil memikirkan apakah aku lolos. Seminggu setelah jadwal wawancara tersebut aku diumumkan melalui ponsel bahwa aku dinyatakan lolos untuk magang di Bank tersebut, aku dan Bapak ku langsung ke BLK untuk menandatangani surat perjanjian magang selama 1 tahun. Aku pun memulai magangku di Bank tersebut selama 1 tahun, banyak sekali pengalaman yang didapat dari aku magang dan sempat berpikir wah ternyata mencari uang tidak mudah ya. 1 tahun pun berakhir dan aku ditawari oleh atasan untuk dilanjutkan kembali, it sounds great! Aku menerima tawaran tersebut karena keinginan ku untuk melanjutkan pendidikan ke perkuliahan, akhirnya aku dapat melanjutkan pendidikan ku di salah satu kampus swasta di Jakarta dengan mengambil Fakultas Komunikasi dan di bidang Broadcasting. Aku berharap perjalanan sukses ku tidaklah berakhir. You may open your mind and you will change the world.
❤❤❤❤
BalasHapus