Minggu, September 29, 2013
0
oleh:
Tri Setiyaningsih -  44112120112

Laki-laki dengan postur tubuh sedang-sedang saja, tidak gemuk tidak juga kurus, tinggi tubuh terbilang cukup tinggi untuk ukuran seorang pria dewasa. Belahan pinggir rambutnya terkadang memberikan kesan klimis karena bentuk potongan rambutnya yang mirip dengan tokoh kartun Kobo Chan. Secimit jenggot yang mulai ia biarkan tumbuh di dagu menghiasi wajahnya. Dia sering dipanggil oleh teman-temannya dengan nama Ekai, mirip dengan juara Got To Dance UK, Akai. Dia adalah salah satu mahasiswa Universitas Mercu Buana jurusan Broadcasting, itulah jurusan satu-satunya yang menurutnya pas dengan kepribadian dia yang entertain. Dia seringkali menggunakan pakaian simple untuk hadir di kelas, menggunakan kaos, terkadang ditutupi dengan jaket, celana jeans, sepatu kats dan tas besar yang digendongnya.

Ekai memiliki minat yang sangat tinggi dengan dance, sejak duduk di bangku SMA ia sering mengikuti komunitas street dancer di kawasan Senayan. Dengan gerakan-gerakan yang dia punya bahkan bisa dibilang ia sangatlah berbakat di bidang tersebut. Tak jarang dia juga mengikuti audisi casting untuk iklan, wajahnya tidak asing lagi untuk para kalangan dancer. Setiap gerakan tubuhnya saat dia ng-dance pastilah membuat para wanita yang menonton berteriak histeris, semua itu karena memang setiap gerakan tubuh yang dia ciptakan sangatlah tegas dan natural.

Tetapi dibalik bakat yang ia miliki ternyata orang tuanya tidak setuju dengan jalan yang Ekai pilih. Orang tuanya tidak suka dengan Ekai yang jadi penari, menurut mereka penari hanyalah untuk seorang perempuan, tidak ada laki-laki jadi penari, paling tidak itu kata mereka. Hal itu sangat berlawanan dengan hati nurani Ekai. Orang tuanya seperti tidak tahu penari laki-laki pada zaman sekarang sangatlah berbeda dan berkembang. Tetapi bagi mereka profesi seorang penari tidak bisa dijadikan masa depan yang cerah. Orang tuanya beranggapan seorang laki-laki sukses jika menjadi seorang eksekutif muda, berpakaian kemeja dengan dasi.

Dengan orang tuanya yang menentang keras ini semua, Ekai tidak bisa apa-apa, dia hanyalah seorang anak yang wajib patuh terhadap orang tuanya agar mereka senang. Terpaksa Ekai harus menahan minatnya yang sudah menghiasi hari-harinya yaitu dance..dance..dan dance. Tetapi dia pun sering bandel dengan tetap sering datang ke komunitas dancer-nya dan melepas segala penat, masalah dengan melampiaskan semua ke dalam bentuk gerakan-gerakan.

Sampai pada suatu saat salah satu temannya minta untuk dibuatkan koreografi, sebenarnya Ekai tidak mau karena mengingat pesan orang tuanya. Akan tetapi, temannya memohon karena ia sangat ingin mengikuti audisi untuk menjadi peserta suatu kompetisi dance Indonesia. Ekai merasa tidak tega mematahkan semangat temannya, akhirnya dia mau membantu temannya. Ternyata temannya itu merekam setiap koreografi Ekai dan mengunggahnya ke youtube dan tanpa sepengetahuan Ekai sudah banyak yang menontonnya. Sampai pada suatu hari Ekai menerima telepon bahwa ia lulus audisi untuk acara tari Indonesia, dia sangat senang tetapi di sisi lain dia takut orang tuanya mengetahui kabar tersebut.

Tanpa pikir panjang dia pun menyanggupi untuk melanjutkannya, dia hanya ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa dia mampu untuk menjadi kebanggaan mereka bahkan se-Indonesia. Akhirnya orang tuanya memberi dia kesempatan sekali saja agar anaknya dapat mempertanggung jawabkan keputusannya itu. Babak demi babak dia lewati dengan lancar dan komentar-komentar yang diberikan oleh juri sangatlah bagus-bagus, sekalipun ada yang tidak menyenangkan hati tapi itu dijadikan bahan evaluasi dia untuk lebih mengoptimalkan kemampuan yang dia punya.

Pada akhirnya saatnya babak final dari tiga peserta yang lolos, di babak final ini masing-masing peserta haruslah memberikan penampilan sebanyak 3x, dan salah satunya dituntut untuk menciptakan koreografi sendiri. Ekai pun tanpa kesulitan mengarang gerakan setiap gerakan. Tibalah saat yang mendebar-debarkan penyebutan juara 1..... dan tersebutlah nama Ekai sebagai juara kompetisi dance ini. Tanpa bisa berkata-kata si Ekai pun sujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan keajaiban saat itu, orang tuanya pun tak tahan menitikkan air mata melihat anaknya dapat membuktikan sekaligus membuat mereka bangga dengan cara dia sendiri. Akhirnya sang orang tua membebaskan Ekai untuk mengembangkan bakatnya selama dia mampu melakukannya bersamaan dengan tetap menuntut ilmu di perguruan tinggi Universitas Mercu Buana yang selama ini dia jalankan sebagai mahasiswa.

0 komentar:

Posting Komentar