Jumat, September 27, 2013
0
YUDHA
-          Rambut lurus               Imaginasi – klimaks - kesimpulan
-          Tinggi
-          Putih
-          24 tahun
-          Semester 9
-          Berpacaran

Setting             :
-          Siang
-          Kantin

Kau yang Kukagumi Sesaat


Piring, gelas, dan sampah senantiasa berserakan diatas meja kantin. Begitu juga diatas mejaku tersisa beberapa piring yang masih tertempel makanan. Sedikit tanganku memainkan gadget, sambil kadang melihat kerumunan meja depan seberangku yang memang penghuninya cewek dan cowok yang sedang sibuk dengan kameranya masing-masing. Mungkin mereka bagian dari komunitas fotografi kampus, fikirku. Kembali aku memainkan gadget yang ada ditanganku. Dan plaaakkkkk.. suara tepukan yang sepertinya menyentuh pundakku.

“Hey.. mainan hape muluk.” Tegur fani sahabatku.
“Ihhh.. sakit tau. Keras juga tangan lo ya.” Kesalku dengannya
“Hehe, sori-sori. Eh tau ngga, lo liat meja seberang itu deh, ada cowok pake baju item,megangin kamera DSLR, rambut lurus berdiri, putih, tinggi. Mau ngga gue kenalin ke dia?
Mataku sembari mencari-cari sosok itu. Dan mataku menemukannya.
“Sempurna. “ Kataku. “Dia anak semester berapa fan? Jangan liatin orangnya dulu. Kayaknya tampang playboy gitu.”
“Dia anak semester 9 bentar lagi skripsi. Yaudah liatin aja sana sampai bosen. Gue pesen makanan dulu.”


Seketika gadget yang senantiasa melekat ditanganku. Terlupakan sesaat. Mataku sedang sibuk menatap sosok itu. Ternyata dia juga menatapku dan tersenyum sedikit. Jantungku berdebar kencang. Alhasil salah tingkah kudapati. Tak lama mataku kembali menatapnya, tapi kali ini sedikit campur kesal karena ada sosok wanita yang sedang bergelayutan dipundaknya sambil mencubit manja pipinya. Ahh.. tiba-tiba siang itu aku ingin marah, kesal. Apa karena sosok lelaki yang sedang kukagumi sesaat itu. Tak sadar wanita disampingnya itu sedang melihat kekesalanku. Lalu aku balik melihatnya dan kutatap sadis seketika. Ingin segera ku pergi dan berlari dari tempat itu. Kuseret saja sahabatku melewati depan meja seberang. Lalu pergi. Tak terasa air mataku tumpah tak terbedung. 

0 komentar:

Posting Komentar