oleh:
Risky Ayu Lestari - 44112120005
Awan anak muda berusia 22 tahun dengan tubuhnya yang tinggi, rambut yang selalu ditata berdiri agar terlihat keren serta cara berpakaian yang terkadang rapih dengan kemeja lengan panjang. Kisah ini berawal dari sebuah keluarga yang hidup sederhana. Orang tua awan, Tani adalah Ibunda nya yang sehari-hari bekerja dengan mengelilingi rumah agar dapat mendapatkan cucian kotor untuk dicuci dan menghasilkan uang sedangkan Shihab adalah Ayahandanya yang pekerjaannya tidak terlalu buruk yaitu sebagai penjual ikan di pasar yang jaraknya menempuh 3 km dari rumah. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil, terbuat dari bilik-bilik dan tidak layak untuk dihuni terlalu lama, tingggal di sebuah kampung terpencil di kota Sidoarjo. Sehari-hari keluarga kecil ini hanya hidup dari hasil pekerjaan tersebut. Suatu ketika Awan memiliki cita-cita ingin menjadi seorang CEO di bidang media. Cita-citanya ini memang terdengar sedikit aneh bahkan mengarah kepada khayalan yang berujung stres.
Awan pada saat itu sudah berusia 21 tahun, dia merupakan mahasiswa terbaik dari perguruan tinggi dimana ia menimba ilmu akademisnya dengan beasiswa yang ia raih selama perkuliahan. Berbekal nilai yang sangat bagus, ia pun nekad pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib, tak lupa ia berpamitan dengan Ibu dan Ayahnya sembari meminta restu agar perjalanan sukses Beliau selalu diridhoi oleh mereka. Awan pun dengan seksama menyelami tangan orang tuanya penuh dengan haru.
Ia pun pergi ke Jakarta dengan membawa bekal uang hanya sebesar Rp. 500000,-. Pergi dengan menumpang mobil-mobil yang lewat di jalanan sembari bertanya dan meminta pertolongan agar ia dapat ikut sampai ke Jakarta. Setelah berjalan kaki selama 5 jam dan melambaikan pada mobil yang lewat akhirnya Awan mendapati sebuah pertolongan dari seorang pria bertubuh kekar, tidak terlalu tinggi dengan kulitnya yang gelap, Toyo panggilan pria ini, usianya sekitar 27 tahun. Toyo hendak ke Jakarta dikarenakan ia memang memiliki pekerjaan di sebuah perusahaan pertelevisian di Jakarta, woww ini tepat sekali dengan cita-cita Awan yang sangat ingin menjadi CEO di bidang pertelevisian. Awan pun seketika membara melontarkan beberapa pertanyaan kepada Toyo mengenai pekerjaannya. Beberapa pertanyaan sudah diberikan oleh Awan kepada Toyo seraya Toyo menjawab dengan nada yang baik. Obrolan pun semakin meningkat seketika Toyo bertanya tujuan Awan ke Jakarta hendak apa. Disinilah Awan menceritakan kisah hidupnya yang terbilang pilu namun membanggakan mengingat prestasinya sangat baik, Toyo mengajak Awan untuk menjadi asisten sebuah kameraman di perusahaan televisi tempat Toyo bekerja, NaCMed merupakan nama perusahannya.
Sedikit penambahan bahwa Toyo disini menjabat sebagai Chief Manager, salah satu anak buahnya adalah Tara (kameraman). Toyo pun memperkenalkan Awan kepadaTara, perkenalan usai. Tiba esok hari Awan sudah mulai bekerja di bagian yang Toyo pimpin, kinerja Awan sangat produktif dan berpotensi mengembangkan bisnis perusahaan, Toyo pun melihat Awan dengan sangat antusias. Dan pada akhirnya membawa Awan naik pangkat di bagian itu. Tara tidak senang melihat kesuksesan Awan, dia mulai membuat keonaran atau kegaduhan dengan memulai pertengkaran dengan Awan, Awan hanya dapat menerima dengan senyuman setiap perbuatan yang dilakukan oleh Tara terhadap Awan. Sampai pada akhirnya Toyo memata-matai keduanya sedang bekerja karena dihantui rasa penasaran mengenai siapakah yang memulai kegaduhan hingga membuat perusahaan sedikit merugi. Hari demi hari diperhatikan dan akhirnya Tara kedapatan sedang mengganggu pekerjaan Awan yang ketika itu Awan sedang ke toilet untuk buang air kecil. Esoknya Tara dipanggil oleh Toyo dimana Tara dipecat saat itu juga karena mengganggu Awan akan kinerjanya.
Pada akhirnya Awan dapat kembali bekerja dengan hati yang tenang dan tidak diganggu kembali oleh Tara. Kemudian Awan dipromosikan sebagai kepala bidang dari pembuatan berita TV. Perlahan-lahan cita-cita Awan dapat terwujud walaupun bermula dari seorang kepala bidang.
Itu saja cerita dari saya semoga bisa menjadi kisah yang menginspirasi teman-teman.
Terima kasih.
Awan pada saat itu sudah berusia 21 tahun, dia merupakan mahasiswa terbaik dari perguruan tinggi dimana ia menimba ilmu akademisnya dengan beasiswa yang ia raih selama perkuliahan. Berbekal nilai yang sangat bagus, ia pun nekad pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib, tak lupa ia berpamitan dengan Ibu dan Ayahnya sembari meminta restu agar perjalanan sukses Beliau selalu diridhoi oleh mereka. Awan pun dengan seksama menyelami tangan orang tuanya penuh dengan haru.
Ia pun pergi ke Jakarta dengan membawa bekal uang hanya sebesar Rp. 500000,-. Pergi dengan menumpang mobil-mobil yang lewat di jalanan sembari bertanya dan meminta pertolongan agar ia dapat ikut sampai ke Jakarta. Setelah berjalan kaki selama 5 jam dan melambaikan pada mobil yang lewat akhirnya Awan mendapati sebuah pertolongan dari seorang pria bertubuh kekar, tidak terlalu tinggi dengan kulitnya yang gelap, Toyo panggilan pria ini, usianya sekitar 27 tahun. Toyo hendak ke Jakarta dikarenakan ia memang memiliki pekerjaan di sebuah perusahaan pertelevisian di Jakarta, woww ini tepat sekali dengan cita-cita Awan yang sangat ingin menjadi CEO di bidang pertelevisian. Awan pun seketika membara melontarkan beberapa pertanyaan kepada Toyo mengenai pekerjaannya. Beberapa pertanyaan sudah diberikan oleh Awan kepada Toyo seraya Toyo menjawab dengan nada yang baik. Obrolan pun semakin meningkat seketika Toyo bertanya tujuan Awan ke Jakarta hendak apa. Disinilah Awan menceritakan kisah hidupnya yang terbilang pilu namun membanggakan mengingat prestasinya sangat baik, Toyo mengajak Awan untuk menjadi asisten sebuah kameraman di perusahaan televisi tempat Toyo bekerja, NaCMed merupakan nama perusahannya.
Sedikit penambahan bahwa Toyo disini menjabat sebagai Chief Manager, salah satu anak buahnya adalah Tara (kameraman). Toyo pun memperkenalkan Awan kepadaTara, perkenalan usai. Tiba esok hari Awan sudah mulai bekerja di bagian yang Toyo pimpin, kinerja Awan sangat produktif dan berpotensi mengembangkan bisnis perusahaan, Toyo pun melihat Awan dengan sangat antusias. Dan pada akhirnya membawa Awan naik pangkat di bagian itu. Tara tidak senang melihat kesuksesan Awan, dia mulai membuat keonaran atau kegaduhan dengan memulai pertengkaran dengan Awan, Awan hanya dapat menerima dengan senyuman setiap perbuatan yang dilakukan oleh Tara terhadap Awan. Sampai pada akhirnya Toyo memata-matai keduanya sedang bekerja karena dihantui rasa penasaran mengenai siapakah yang memulai kegaduhan hingga membuat perusahaan sedikit merugi. Hari demi hari diperhatikan dan akhirnya Tara kedapatan sedang mengganggu pekerjaan Awan yang ketika itu Awan sedang ke toilet untuk buang air kecil. Esoknya Tara dipanggil oleh Toyo dimana Tara dipecat saat itu juga karena mengganggu Awan akan kinerjanya.
Pada akhirnya Awan dapat kembali bekerja dengan hati yang tenang dan tidak diganggu kembali oleh Tara. Kemudian Awan dipromosikan sebagai kepala bidang dari pembuatan berita TV. Perlahan-lahan cita-cita Awan dapat terwujud walaupun bermula dari seorang kepala bidang.
Itu saja cerita dari saya semoga bisa menjadi kisah yang menginspirasi teman-teman.
Terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar