Minggu, September 15, 2013
0
Nama saya Farid Eko Prastyo, lahir di Madiun 27 November 1994. Saya anak pertama dari satu bersaudara. Bapak saya dulu bekerja sebagai sopir truk dan ibu saya sebagai buruh pabrik sepatu. Mereka bertemu di Ibu Kota Jawa Timur, Surabaya. Namun mereka berdua adalah orang asli Madiun. Keluarga saya bukan termasuk keluarga yang berkecukupan. Setelah saya lahir, bapak dan ibu memilih untuk kembali ke Madiun untuk bercocok tanam. Dan kehidupan sebagai buruh tani di Madiun saat itu bisa dikatakan masih pas-pasan. Namun, kedua orang tua saya mengajarkan kemandirian kepada saya dari dini. Mulai dari pendidikan dasar di Taman Kanak-kanak sampai kehidupan di Pondok Pesantren. Dari apa yang pernah diajarkan kedua orang tua saya dan apa yang saya dapat dari pendidikan tersebut, saya sangat mengerti bagaimana menjadi manusia yang mandiri.

Tahun 2006, saya masuk di MTsN Pilangkenceng. Pada kurikulum saat itu ada mata pelajaran TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Sejak saat itu saya menjadi bersemangat pada dunia TI. Yang membuat saya sangat berminat mempelajari TI salah satunya adalah, TI itu selalu berubah dan berkembang dan kita dituntut untuk terus mengupdate pengetahuan kita. Setelah saya lulus, tahun 2009 saya masuk di SMKN 1 Wonoasri di program studi Multimedia. Karena prodi multimedia adalah satu-satunya prodi yang ada kaitannya dengan TI di SMK tersebut.

Untuk bakat, saya sendiri tidak sebegitu yakin apa bakat saya. Namun dari kecil saya sangat suka menggambar. Dan saya kira hobi menggambar di era digital saat ini bisa direalisasikan dengan fotografi dan videografi. Saya mulai memperlajari dua hal tersebut dari kelas X SMK.

Dunia pertelevisian saat ini mulai berkembang pesat di daerah Jawa Timur. Saat Prakerin (praktek kerja industri) kelas XI SMK, saya memilih Dhoho TV Kediri untuk menjadi tempat prakerin. Pada awalnya sangatlah sulit untuk menyesuaikan diri dengan dunia pertelevisian, karena di bidang tersebut hampir setiap hari ada underpressure dan pekerjaan-pekerjaan deadline. Bagi orang yang baru mengenal dunia broadcast pastilah sangat kaget dengan hal ini. Sebisa mungkin saya menyesuaikan diri dengan yang lain sesegera mungkin. Di Dhoho TV ada beberapa divisi, mulai dari marketing, finance, produksi, news sampai seksi umum. Saya memilih menjadi crew produksi. Di dalam produksi tidak hanya dibutuhkan skill individu yang bagus tapi kerja sama tim juga sangat penting karena dalam sebuah produksi tidak cukup satu orang saja yang meng-handle. Saya belajar menjadi crew tata artistik, lighting man, audio man sampai cameraman. Semua crew dituntut bisa memahami semua alat dalam studio.
Mulai saat prakerin disana saya menyadari bahwa skill individu itu penting namun bekerja sama dan saling membantu itu lebih penting.

0 komentar:

Posting Komentar