Sabtu, September 14, 2013
0
Cerita pribadiku


Kecil, item, nakal, berambut cepak. Ya itulah aku. Aku dilahirkan dari Ibu bernama Sumarti dan mempunyai Bapak bernama Mujiyono. Aku terlahir di kota Yogyakarta pada 5 Juli 1992 dan di beri nama Nur Kusumawati.  Anak bungsu dari empat bersaudara. Kebetulan cita-citaku dulu pengen banget jadi Dokter. Seperti anak pada umumnya, dalam otaknya Dokter itu adalah orang yang hebat.  Tapi hari demi hari, tahun demi tahun, cita-cita itu memudar dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Dari jaman SD aku suka menulis, terutama membuat pantun atau cerpen. Karena waktu itu cerpen merupakan cerita pendek yang menyenangkan bagiku. Aku bisa bercerita dan berkhayal sesuai imanjinasiku sendiri. Hingga sampai sekarang pun aku masih menyukai terutama membacanya, kalo untuk bikin mungkin bukannya ngga bisa tapi karena ngga ada waktu luang. Sampai pembuatan mading jaman SD pun aku semua yang mengisi seluruh isi  mading itu, aku isi dengan cerpen, pantun, puisi, dongeng, dengan judul berbeda-beda di dalamnya. Menghiasinya dengan kertas-kertas karton yang berwarna agar kelihatan menarik.

SMP kelas dua, waktu itu sekolahku mendapat undangan dari kabupaten untuk mengeluarkan sebuah karya Mading dengan tema bebas dan syarat-syarat tertentu. Wali murid kelasku bernama Ibu Sunarni. Kebetulan ia guru Bahasa Indonesia di sekolahku. Beliau memilih 10 orang untuk pembuatan mading tersebut, termasuk aku yang berada diantara 10 orang itu. Dengan senang hati aku terpilih dan otomatis disitu aku bisa menuliskan dan mengeluarkan semua imajinasku. Seminggu kemudian, mading itu baru bisa dilihat dan disaksikan dan dinilai oleh dewan juri. Pada akhirnya menang dengan juara 3 dan mendapatkan trophy beserta uang pembimbingan. Disitu aku merasa puas dan bangga, karena aku juga termasuk orang yang ikut berjerih payah selama seminggu didalamnya.

Tahun 2011 aku lulus dari Sekolah Menengah Atas, SMA N 3 Bantul. Nemku waktu itu tidak terlalu baik dan tidak terlalu jelek juga. Hanya 8,00 rata-rata dari mata pelajaran yang diujikan. Usai kelulusan aku dirundungkan dengan kegalauan antara lanjut kuliah atau tidak. Niat untuk kuliah sangatlah tinggi. Akan tetapi orang tua yang sepertinya membuat aku bingung antara maju atau mundur. Seleksi perguruan tinggi yang merajalela setelah kelulusan pun aku ikuti. Aku didukung terus oleh ketiga kakakku, mereka termasuk penyemangat dan motivasiku untuk aku tetap maju. Tapi memang manusia itu punya rencana, Tuhan berkehendak lain. Dua kali aku mengikuti ujian mulai dari SNMPTN dan SM aku gagal. Sedikit putus asa dengan kenyataan yang berkata. Galau, galau, dan galau, terlintas aku masuk di perguruan swasta, akan tetapi aku tak tega dengan orang tuaku. Itu sama saja aku membunuhnya secara perlahan. Aku tak mau. Kuhilangkan pikiran yang terlintas itu. Kemudian aku dengan kedua temanku mencoba melamar pekerjaan disebuah Departement Store, mulai dari memasukkan lamaran kita bersama-sama. Sampai lama kita tak juga dipanggil-panggil untuk interview. Lelah aku menunggu. Akan tetapi satu temanku, dia dipanggil dan diterima.  Aku senang tapi juga sedikit sedih. Karena aku tak masuk dalam panggilan pekerjaan itu. Semangatku untuk mencari pekerjaan tak juga berhenti.  Aku terpengaruh oleh teman SD ku, kebetulan ia mau menjadi TKI di Malaysia. Aku terus mencari informasi-informasi yang ada. Hingga aku nekat dan bilang kepada Bapak Ibu dan saudara-saudaraku jika aku meminta izin untuk ke Malaysia. Akan tetapi mereka tidak mengizinkan juga. Aku larut dalam kesedihan. Dan nganggur sampai bulan September 2011 aku nikmati.

Masih September, tepatnya sehabis lebaran. Abang kandungku yang ada di Jakarta menelponku, intinya dia menarikku untuk ke Jakarta membantu usaha dia. Waktu itu aku minat banget karena memang disitu aku membutuhkan suatu pekerjaan yang bisa aku kerjakan. Dan sampailah di Jakarta pada tanggal 12 September 2011, aku meginjakkan ibukota yang panas ini. Ya mungkin inilah awal hidupku. Merantau. Singkat cerita, keinginanku untuk kuliah masih belum padam. Aku masih tetap semangat mencari perguruan tinggi yang ada di Jakarta ini lewat internet. Tapi kakakku mungkin belum terlalu “ngeh” dengan keinginanku yang menggebu-nggebu ini.  Hingga bulan april-mei dimana ujian seleksi perguruan tinggi digelar kembali tiap tahunnya. Aku pulang kampung untuk mengikuti ujian tersebut. Masih sama aku mencoba SNMPTN dan SM masuk perguruan tinggi negeri Yogyakarta seperti tahun lalu. Dan lagi-lagi Tuhan berkehendak lain. Kembali tak lolos dua-duanya. Semakin ciut saja nyaliku untuk kuliah. Kemudian aku mendaftarkan di universitas PGRI Yogyakarta, perguruan tersebut lebih menjurus kepada jurusan pendidikan (Guru). Aku ditrima. Karena memang dari biaya pun disitu sangatlah murah.  Tetapi mungkin nasib berkata lain, aku ditelpon lagi dengan kakakku untuk kuliah di Jakarta, aku dipilihkan dengan pilihan yang semacam dilema. Pada akhirnya aku kembali ke Jakarta dan aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari PGRI Yogyakarta. Hingga aku memilih Universitas Mercubuana  Fakultas Komunikasi Broadcasting, tertarik dengan jurusan broadcasting karena menurutku dunia penyiaran, media lebih berwawasan luas,  kreatif, mengembangkan ide-ide bakat individu, dan menyenangkan. Dan aku menemukan Jati diriku di jurusan ini, hingga aku menikmati sampai semester 3 ini.

0 komentar:

Posting Komentar