ALL ABOUT ME ..
Assalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh.
Nama saya Imam Agi Pratama, bisa dipanggil Imam atau Agi. Saya anak kedua dari dua bersaudara. Saya lahir di Jakarta tanggal 17 Oktober tahun 1993. Saya tinggal di Jl.
Poncol GgIV no.4 RT004/RW04 Kelurahan Kuningan Barat Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710. Saya mempunyai banyak hobi, mulai dari yang berguna seperti
jogging, yang wajar-wajar saja seperti main PS dan gitaran, sampai hobi yang aneh seperti makan dan tidur hehehe
Meskipun banyak orang menilai saya berasal dari suku Betawi karena logat bicara saya, tetapi saya keturunan Jawa asli (bonyok dari Jawa). Ayah saya berasal dari
Magelang sementara ibu saya berasal dari Purbalingga (meskipun ibu saya lahir di Jakarta).
Apa yang menarik dari seorang Imam Agi Pratama ?? bagaimana masa kecil saya, kegiatan dan pengalaman hidup saya sampai saat ini? Baca selengkapnya sekilas mengenai
kehidupan saya.
cekidot....
• Sekilas Masa Kecil
Sejak dari orok sampai saat ini, saya tinggal di suatu daerah yang bernama ‘Kebalen’ yang terletak di kawasan Mampang Prapatan. Di daerah tersebut masyarakatnya
kebanyakan bersuku Betawi, maka dari itu secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh kepribadian saya sehingga menjadi seperti orang betawi.
Saya tumbuh dan besar di keluarga kecil dan sederhana. Meski saya bukan orang baik, tetapi orang tua saya mendidik saya dengan cara baik. Masa kecil saya hampir sama
seperti kebanyakan orang lain, bermain dan bergaul dengan teman sebaya, sekolah, dimarahi guru, dapat nilai bagus dan juara kelas, kadang berkelahi dengan teman,
(tawuran juga :p) dan lain sebagainya. Normal-normal saja.
• Sekilas Orang Tua
Nama ayah saya Imam Faridhi, nama Imam sama dengan saya karena memang sudah turunan dari kakek. Ayah saya lahir di Magelang tanggal 30 Mei 1961 tetapi lebih dari 35
tahun sudah menghabiskan waktunya di Jakarta. Ayah saya mengikut orangtuanya (kakek-nenek saya) merantau di Jakarta. Ayah saya seorang wirausaha di rumah sendiri,
beliau rajin beribadah dan kental sekali dengan agamanya.
Sedangkan ibu saya bernama Murniati, seorang karyawati di salah satu perusahaan optik swasta ternama di kawasan Pulo Gadung. Ibu saya lahir di Jakarta tanggal 5
Oktober 1967. Kesehariannya selain bekerja, ibu saya adalah seorang yang sangat strongest karena juga mencakup sebagai ibu rumah tangga.
Orang tua saya mendidik saya dengan ajaran agama yang baik dan mengajarkan saya tentang betapa pentingnya bersikap santun dan menghargai orang lain terlebih lagi
kepada yang lebih tua. Meskipun begitu, orang tua saya mendidik saya dengan cara yang tegas kepada anak-anaknya agar anak-anaknya menjadi orang berhasil kelak.
Di samping berperan sebagai orang tua, mereka juga berperan sebagai sahabat yang baik. Kami sekeluarga sering sharing, curhat, debat, bercanda, dan apa saja mulai dari
hal-hal kecil sampai kepada hal-hal yang serius. Hal inilah yang membuat anak-anaknya bersikap santai terhadap orang tua meskipun di luar didikannya yang tegas.
• Sekilas Minat
Walaupun saya tidak berbakat di dunia musik, tetapi minat saya adalah bermain musik hmm cukup aneh kan?? -___-
Semasa SMP dan SMK saya hampir tidak pernah absen dari memegang gitar setiap harinya. Pada saat itu saya sering membuat lagu dan beberapa puisi (sok romantis), hal
seperti itu hanya untuk meluapkan emosi pribadi.
Semenjak saya lulus SMK dan mulai bekerja, saya tidak punya waktu untuk bermain gitar. Dan disaat itulah saya mempunyai minat lain, saya mulai senang dengan dunia
editor audio visual. Hingga sampai saat ini pun saya berminat di dunia audio visual meskipun saya masih berada di level dasar di dunia audio visual ini.
• Sekilas Bakat
Bicara tentang bakat, sampai saat ini saya masih bingung bakat saya sebenarnya apa :D hahaha. Tetapi banyak orang menilai bakat saya berada di bidang kreatifitas dan
humor (padahal enggak juga sih).
Saya sering mengikuti psikotes dan tes-tes lainnya yang menyangkut tentang bakat, dan hasilnya menunjukkan bahwa saya ahli dalam bidang artistik…. Yaaa begitulah kata
mereka.. wallaahu’alaam~
Yang jelas, saya berbakat dalam menakhlukkan hati wanita #tsaaah B-) :D
• Masa Pendidikan
Debut saya dalam dunia pendidikan dimulai pada tahun 1998. Pada tahun tersebut saya masuk ke taman kanak-kanak bernama R.A. Al-falahiyyah yang terletak di kawasan
Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Setahun kemudian tahun 1999 saya mulai masuk sekolah dasar yang berkelanjutan di sekolah yang sama dengan TK saya, yaitu bernama M.I.
Al-Falahiyyah. Semasa di sekolah ini saya mendapat banyak pelajaran tentang agama dan dididik sebagai seorang muslim sejati (meskipun pada akhirnya saya tetap
blangsak). Banyak sekali pengalaman yang saya dapat di sekolah ini, mulai dari jadi jagoan satu sekolahan, dididik dengan cara Islami tapi tegas, mendapat predikat
murid paling rajin, juara-juara lomba di sekolah, sampai kepada punya pacar pertama :P
Lanjut ke sekolah tingkat selanjutnya, saya memutuskan untuk sekolah di MTsN1 JakSel yang notabennya juga sekolah agama. Sebenarnya banyak saran dari teman, keluarga,
ataupun guru agar saya masuk sekolah umum favorit, tetapi saya lebih memilih sekolah madrasah karena agar memperdalam ilmu agama dan memperbaiki akhlak saya yang masih
bejad. Tapi sampai akhir sekolah dan lulus, akhlak saya masih bejad-bejad juga. Hadeeeh.
Tetapi pengalaman saya di sekolah ini juga tidak kalah menarik, saya mendapatkan minat musik karena teman-teman saya juga pada gemar bermain gitar. Kemudian pada kelas
3 SMP kami membuat band dan mengikuti perlombaan band se-SMP DKI Jakarta dengan modal nekat dan percaya diri. Dan hasilnya, kami kalah mutlak…..
Di awal SMP, saya mendapatkan juara kelas terus-menerus. Tetapi setelah kelas 2 dan 3 SMP, saya tidak pernah juara kelas karena saya ditempatkan di kelas favorit
(mereka menyebutnya kelas orang-orang pintar), padahal saya nggak pinter tapi cuma beruntung aja di kelas 1. Tetapi pada Ujian Nasional akhir SMP saya berjuang keras
dan belajar sungguh-sungguh demi mendapatkan nem yang bagus, dan pada akhirnya saya mendapatkan peringkat nem tertinggi ke-3 di satu sekolah tersebut dan mendapatkan
penghargaaan. Sehingga dari nem yang tinggi tersebut, saya bisa memilih meneruskan masuk sekolah mana saja yang saya suka.
Setelah lulus dari sekolah agama, saya sebenernya ingin meneruskan lagi sekolah agama untuk jenjang selanjutnya. Tapi apa daya tangan tak sampai, sekolah yang saya
inginkan jauh dari tempat tinggal dan saya tidak punya kendaraan pribadi pada saat itu, maka saya dianjurkan orang tua untuk masuk jurusan multimedia di SMKN6 Jakarta.
Saya mengiyakan perkataan orang tua karena saya berpikir ini tidak terlalu buruk karena saya sangat gaptek dan norak dengan hal-hal yang berbau multimedia. Toh apa
salahnya mengikuti keinginan orang tua? Orang tua kan juga ingin yang terbaik buat kita ;)
Dan terbukti, alhasil saya mendapatkan pengalaman luar biasa di SMK ini. Lulus dari SMK saya dikit-dikit mengerti tentang program, software, hardware, design, dan lain
sebagainya. Terlebih lagi ketika kelas 2 sampai 3 SMK saya mendapatkan juara kelas berturut-turut B-) *sombongbeud*
Kemudian setelah selesai menganyam pendidikan selama 12 tahun, saya mulai memasuki dunia kerja karena mempunyai dasar SMK yang siap memasuki dunia kerja (katanya).
Tetapi kemudian ……………………………………
• Debut di Dunia Kerja
Setelah lulus dari SMK, saya mulai memasuki dunia kerja. Pengalaman kerja saya yang pertama adalah bekerja sebagai assistant checker di sebuah perusahaan animasi di
kawasan Jakarta Timur. Job desk saya di perusahaan ini secara garis besar adalah mengaudit pekerjaan teman-teman animator dan melakukan string-up (menggabungkan file-
file mentah menjadi satu) untuk nantinya di check oleh checker. Di sini saya menemukan minat saya untuk mengedit video dan mencoba memperdalam ilmunya. Tetapi kemudian
hanya bertahan 3 bulan saya bekerja di sana, kenapa? Perusahaan tersebut kolep dan terjadi PHK massal #nasibmemang.
Pada akhirnya saya bekerja di perusahaan swasta bernama PT Mindreachconsulting dan bekerja hanya sebagai freelancer. Berbulan-bulan menjadi freelancer, akhirnya saya
diangkat menjadi pegawai tetap dengan jabatan yang sama di perusahaan tersebut, yaitu menjadi graphic editor. Pekerjaan menjadi graphic editor itu gampang-gampang
susah, pekerjaannya adalah mengedit foto-foto (gambar) dari klien menggunakan software adobe photoshop. Jenuh akan pekerjaan tersebut yang rutinitasnya sama dan
berulang-ulang, saya memutuskan untuk kerja dan kuliah di PKK Mercubuana.
• Kuliah+Kerja (KulKer)
Kejenuhan akan rutinitas saya yang bekerja dan tidak ada pendalaman ilmu, maka saya memutuskan untuk mengambil Perkuliahan Kelas Karyawan (PKK) di Universitas Mercu
Buana. Saya mengambil jurusan broadcasting di kampus ini adalah untuk memperdalam ilmu tentang penyiaran yang merupakan minat saya untuk menjadi editor video.
Ada plus minus melakukan aktifitas kerja sambil kuliah bagi saya pribadi. Kelebihannya adalah kita dapat mengambil banyak ilmu dengan melakukan kuliah di samping
kerja. Keuntungan lainnya adalah kita menjadi banyak teman dan kenalan, karena dengan begitu kita dapat bersilaturrahim, sharing, mendapatkan banyak link, dan
mengetahui banyak karakter di sekitar kita. Sedangkan sisi minusnya adalah sangat susah sekali membagi waktu antara kuliah, kerja, dan waktu pribadi (bersama keluarga,
teman, tetangga dll).
• Pesan Moral
Ada banyak pesan moral yang harus kita ketahui dan amalkan (lakukan) di dunia ini, tetapi saya akan mengangkat satu saja. Intinya kita dalam menjalankan aktifitas
kehidupan harus dengan berdasarkan ridho orang tua, minta do’a dan restunya, serta jangan durhaka terhadap keduanya. Kenapa? Karena dalam ajaran agama saya ada hadits
yang menyatakan:
………..“Keridhoan Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu
Hibban dan Hakim.)
Di luar dari hadits tersebut, kita berpikir secara logika. Kalau orang tua kita merestui suatu aktifitas kita, maka orang tua pasti senang dengan aktifitas kita
tersebut. Kalau orang tua kita sudah senang, maka kita bisa kongkalikong dengan orang tua kita (minta biaya, minjem kendaraan, dipermudah/dibantu urusan kita, dll)
hehe. Simple kan cara berpikirnya?
Nah kalau orang tua kita sudah tidak setuju dengan aktifitas kita, kita bujuk dulu orang tua kita agar setuju dan merestui. Tetapi jika mereka tetap melarang kita
dengan alasan yang benar, sebaiknya kita ikuti. Karena mereka lebih tau kita sejak kita lahir, sementara kita baru mengenal kita paling tidak umur tiga tahun. Inget
kan cerita Malin Kundang kalo kita durhaka kepada orangtua?
Kalau mau diikuti pesan moral saya atau tidak silahkan, saya hanya berkewajiban menyampaikan Yang jelas saya sudah membuktikannya sendiri. Misal: juara kelas
berturut-turut, padahal saya bodoh tetapi kok bisa jadi juara kelas? Itu karena saya juga minta ridho dan minta do’a kedua orang tua saya.
Yup, sekilas sharing/pengalaman/cerita/curcol saya mengenai kehidupan saya. Ambil positifnya saja ya (itupun kalo ada). Hmmm lebih kurangnya mohon dimaafkan.
Wassalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh ……
ah bisa bikin dosa. Lebih baik menangisi cinta karena Orang Tua, Allah dan Rasulnya, Right?
Assalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh.
Nama saya Imam Agi Pratama, bisa dipanggil Imam atau Agi. Saya anak kedua dari dua bersaudara. Saya lahir di Jakarta tanggal 17 Oktober tahun 1993. Saya tinggal di Jl.
Poncol GgIV no.4 RT004/RW04 Kelurahan Kuningan Barat Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710. Saya mempunyai banyak hobi, mulai dari yang berguna seperti
jogging, yang wajar-wajar saja seperti main PS dan gitaran, sampai hobi yang aneh seperti makan dan tidur hehehe
Meskipun banyak orang menilai saya berasal dari suku Betawi karena logat bicara saya, tetapi saya keturunan Jawa asli (bonyok dari Jawa). Ayah saya berasal dari
Magelang sementara ibu saya berasal dari Purbalingga (meskipun ibu saya lahir di Jakarta).
Apa yang menarik dari seorang Imam Agi Pratama ?? bagaimana masa kecil saya, kegiatan dan pengalaman hidup saya sampai saat ini? Baca selengkapnya sekilas mengenai
kehidupan saya.
cekidot....
• Sekilas Masa Kecil
Sejak dari orok sampai saat ini, saya tinggal di suatu daerah yang bernama ‘Kebalen’ yang terletak di kawasan Mampang Prapatan. Di daerah tersebut masyarakatnya
kebanyakan bersuku Betawi, maka dari itu secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh kepribadian saya sehingga menjadi seperti orang betawi.
Saya tumbuh dan besar di keluarga kecil dan sederhana. Meski saya bukan orang baik, tetapi orang tua saya mendidik saya dengan cara baik. Masa kecil saya hampir sama
seperti kebanyakan orang lain, bermain dan bergaul dengan teman sebaya, sekolah, dimarahi guru, dapat nilai bagus dan juara kelas, kadang berkelahi dengan teman,
(tawuran juga :p) dan lain sebagainya. Normal-normal saja.
• Sekilas Orang Tua
Nama ayah saya Imam Faridhi, nama Imam sama dengan saya karena memang sudah turunan dari kakek. Ayah saya lahir di Magelang tanggal 30 Mei 1961 tetapi lebih dari 35
tahun sudah menghabiskan waktunya di Jakarta. Ayah saya mengikut orangtuanya (kakek-nenek saya) merantau di Jakarta. Ayah saya seorang wirausaha di rumah sendiri,
beliau rajin beribadah dan kental sekali dengan agamanya.
Sedangkan ibu saya bernama Murniati, seorang karyawati di salah satu perusahaan optik swasta ternama di kawasan Pulo Gadung. Ibu saya lahir di Jakarta tanggal 5
Oktober 1967. Kesehariannya selain bekerja, ibu saya adalah seorang yang sangat strongest karena juga mencakup sebagai ibu rumah tangga.
Orang tua saya mendidik saya dengan ajaran agama yang baik dan mengajarkan saya tentang betapa pentingnya bersikap santun dan menghargai orang lain terlebih lagi
kepada yang lebih tua. Meskipun begitu, orang tua saya mendidik saya dengan cara yang tegas kepada anak-anaknya agar anak-anaknya menjadi orang berhasil kelak.
Di samping berperan sebagai orang tua, mereka juga berperan sebagai sahabat yang baik. Kami sekeluarga sering sharing, curhat, debat, bercanda, dan apa saja mulai dari
hal-hal kecil sampai kepada hal-hal yang serius. Hal inilah yang membuat anak-anaknya bersikap santai terhadap orang tua meskipun di luar didikannya yang tegas.
• Sekilas Minat
Walaupun saya tidak berbakat di dunia musik, tetapi minat saya adalah bermain musik hmm cukup aneh kan?? -___-
Semasa SMP dan SMK saya hampir tidak pernah absen dari memegang gitar setiap harinya. Pada saat itu saya sering membuat lagu dan beberapa puisi (sok romantis), hal
seperti itu hanya untuk meluapkan emosi pribadi.
Semenjak saya lulus SMK dan mulai bekerja, saya tidak punya waktu untuk bermain gitar. Dan disaat itulah saya mempunyai minat lain, saya mulai senang dengan dunia
editor audio visual. Hingga sampai saat ini pun saya berminat di dunia audio visual meskipun saya masih berada di level dasar di dunia audio visual ini.
• Sekilas Bakat
Bicara tentang bakat, sampai saat ini saya masih bingung bakat saya sebenarnya apa :D hahaha. Tetapi banyak orang menilai bakat saya berada di bidang kreatifitas dan
humor (padahal enggak juga sih).
Saya sering mengikuti psikotes dan tes-tes lainnya yang menyangkut tentang bakat, dan hasilnya menunjukkan bahwa saya ahli dalam bidang artistik…. Yaaa begitulah kata
mereka.. wallaahu’alaam~
Yang jelas, saya berbakat dalam menakhlukkan hati wanita #tsaaah B-) :D
• Masa Pendidikan
Debut saya dalam dunia pendidikan dimulai pada tahun 1998. Pada tahun tersebut saya masuk ke taman kanak-kanak bernama R.A. Al-falahiyyah yang terletak di kawasan
Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Setahun kemudian tahun 1999 saya mulai masuk sekolah dasar yang berkelanjutan di sekolah yang sama dengan TK saya, yaitu bernama M.I.
Al-Falahiyyah. Semasa di sekolah ini saya mendapat banyak pelajaran tentang agama dan dididik sebagai seorang muslim sejati (meskipun pada akhirnya saya tetap
blangsak). Banyak sekali pengalaman yang saya dapat di sekolah ini, mulai dari jadi jagoan satu sekolahan, dididik dengan cara Islami tapi tegas, mendapat predikat
murid paling rajin, juara-juara lomba di sekolah, sampai kepada punya pacar pertama :P
Lanjut ke sekolah tingkat selanjutnya, saya memutuskan untuk sekolah di MTsN1 JakSel yang notabennya juga sekolah agama. Sebenarnya banyak saran dari teman, keluarga,
ataupun guru agar saya masuk sekolah umum favorit, tetapi saya lebih memilih sekolah madrasah karena agar memperdalam ilmu agama dan memperbaiki akhlak saya yang masih
bejad. Tapi sampai akhir sekolah dan lulus, akhlak saya masih bejad-bejad juga. Hadeeeh.
Tetapi pengalaman saya di sekolah ini juga tidak kalah menarik, saya mendapatkan minat musik karena teman-teman saya juga pada gemar bermain gitar. Kemudian pada kelas
3 SMP kami membuat band dan mengikuti perlombaan band se-SMP DKI Jakarta dengan modal nekat dan percaya diri. Dan hasilnya, kami kalah mutlak…..
Di awal SMP, saya mendapatkan juara kelas terus-menerus. Tetapi setelah kelas 2 dan 3 SMP, saya tidak pernah juara kelas karena saya ditempatkan di kelas favorit
(mereka menyebutnya kelas orang-orang pintar), padahal saya nggak pinter tapi cuma beruntung aja di kelas 1. Tetapi pada Ujian Nasional akhir SMP saya berjuang keras
dan belajar sungguh-sungguh demi mendapatkan nem yang bagus, dan pada akhirnya saya mendapatkan peringkat nem tertinggi ke-3 di satu sekolah tersebut dan mendapatkan
penghargaaan. Sehingga dari nem yang tinggi tersebut, saya bisa memilih meneruskan masuk sekolah mana saja yang saya suka.
Setelah lulus dari sekolah agama, saya sebenernya ingin meneruskan lagi sekolah agama untuk jenjang selanjutnya. Tapi apa daya tangan tak sampai, sekolah yang saya
inginkan jauh dari tempat tinggal dan saya tidak punya kendaraan pribadi pada saat itu, maka saya dianjurkan orang tua untuk masuk jurusan multimedia di SMKN6 Jakarta.
Saya mengiyakan perkataan orang tua karena saya berpikir ini tidak terlalu buruk karena saya sangat gaptek dan norak dengan hal-hal yang berbau multimedia. Toh apa
salahnya mengikuti keinginan orang tua? Orang tua kan juga ingin yang terbaik buat kita ;)
Dan terbukti, alhasil saya mendapatkan pengalaman luar biasa di SMK ini. Lulus dari SMK saya dikit-dikit mengerti tentang program, software, hardware, design, dan lain
sebagainya. Terlebih lagi ketika kelas 2 sampai 3 SMK saya mendapatkan juara kelas berturut-turut B-) *sombongbeud*
Kemudian setelah selesai menganyam pendidikan selama 12 tahun, saya mulai memasuki dunia kerja karena mempunyai dasar SMK yang siap memasuki dunia kerja (katanya).
Tetapi kemudian ……………………………………
• Debut di Dunia Kerja
Setelah lulus dari SMK, saya mulai memasuki dunia kerja. Pengalaman kerja saya yang pertama adalah bekerja sebagai assistant checker di sebuah perusahaan animasi di
kawasan Jakarta Timur. Job desk saya di perusahaan ini secara garis besar adalah mengaudit pekerjaan teman-teman animator dan melakukan string-up (menggabungkan file-
file mentah menjadi satu) untuk nantinya di check oleh checker. Di sini saya menemukan minat saya untuk mengedit video dan mencoba memperdalam ilmunya. Tetapi kemudian
hanya bertahan 3 bulan saya bekerja di sana, kenapa? Perusahaan tersebut kolep dan terjadi PHK massal #nasibmemang.
Pada akhirnya saya bekerja di perusahaan swasta bernama PT Mindreachconsulting dan bekerja hanya sebagai freelancer. Berbulan-bulan menjadi freelancer, akhirnya saya
diangkat menjadi pegawai tetap dengan jabatan yang sama di perusahaan tersebut, yaitu menjadi graphic editor. Pekerjaan menjadi graphic editor itu gampang-gampang
susah, pekerjaannya adalah mengedit foto-foto (gambar) dari klien menggunakan software adobe photoshop. Jenuh akan pekerjaan tersebut yang rutinitasnya sama dan
berulang-ulang, saya memutuskan untuk kerja dan kuliah di PKK Mercubuana.
• Kuliah+Kerja (KulKer)
Kejenuhan akan rutinitas saya yang bekerja dan tidak ada pendalaman ilmu, maka saya memutuskan untuk mengambil Perkuliahan Kelas Karyawan (PKK) di Universitas Mercu
Buana. Saya mengambil jurusan broadcasting di kampus ini adalah untuk memperdalam ilmu tentang penyiaran yang merupakan minat saya untuk menjadi editor video.
Ada plus minus melakukan aktifitas kerja sambil kuliah bagi saya pribadi. Kelebihannya adalah kita dapat mengambil banyak ilmu dengan melakukan kuliah di samping
kerja. Keuntungan lainnya adalah kita menjadi banyak teman dan kenalan, karena dengan begitu kita dapat bersilaturrahim, sharing, mendapatkan banyak link, dan
mengetahui banyak karakter di sekitar kita. Sedangkan sisi minusnya adalah sangat susah sekali membagi waktu antara kuliah, kerja, dan waktu pribadi (bersama keluarga,
teman, tetangga dll).
• Pesan Moral
Ada banyak pesan moral yang harus kita ketahui dan amalkan (lakukan) di dunia ini, tetapi saya akan mengangkat satu saja. Intinya kita dalam menjalankan aktifitas
kehidupan harus dengan berdasarkan ridho orang tua, minta do’a dan restunya, serta jangan durhaka terhadap keduanya. Kenapa? Karena dalam ajaran agama saya ada hadits
yang menyatakan:
………..“Keridhoan Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu
Hibban dan Hakim.)
Di luar dari hadits tersebut, kita berpikir secara logika. Kalau orang tua kita merestui suatu aktifitas kita, maka orang tua pasti senang dengan aktifitas kita
tersebut. Kalau orang tua kita sudah senang, maka kita bisa kongkalikong dengan orang tua kita (minta biaya, minjem kendaraan, dipermudah/dibantu urusan kita, dll)
hehe. Simple kan cara berpikirnya?
Nah kalau orang tua kita sudah tidak setuju dengan aktifitas kita, kita bujuk dulu orang tua kita agar setuju dan merestui. Tetapi jika mereka tetap melarang kita
dengan alasan yang benar, sebaiknya kita ikuti. Karena mereka lebih tau kita sejak kita lahir, sementara kita baru mengenal kita paling tidak umur tiga tahun. Inget
kan cerita Malin Kundang kalo kita durhaka kepada orangtua?
Kalau mau diikuti pesan moral saya atau tidak silahkan, saya hanya berkewajiban menyampaikan Yang jelas saya sudah membuktikannya sendiri. Misal: juara kelas
berturut-turut, padahal saya bodoh tetapi kok bisa jadi juara kelas? Itu karena saya juga minta ridho dan minta do’a kedua orang tua saya.
Yup, sekilas sharing/pengalaman/cerita/curcol saya mengenai kehidupan saya. Ambil positifnya saja ya (itupun kalo ada). Hmmm lebih kurangnya mohon dimaafkan.
Wassalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh ……
ah bisa bikin dosa. Lebih baik menangisi cinta karena Orang Tua, Allah dan Rasulnya, Right?
0 komentar:
Posting Komentar