Minggu, September 15, 2013
0


Hi guys nama gue Arni Sartia tapi lebih sering dipanggil beski. Mungkin kalian bingung ya darimana nickname itu gue dapet secara jauh banget dari nama asli gue. Yap nama itu gue dapet dari kakak perempuan gue. Sebenernya sih ga sengaja ya karena dia manggil gue dengan nama bebek bukan beski dan nama itu diberikan karena gue selalu berantakan kalo makan, ya semacam bebek gitu deh. Tapi lama kelamaan seiring waktu berjalan dan gue semakin dewasa orang-orang jadi mengubah nama bebek itu ke beski. Seriously I don’t know why but yeah that’s truly happened to me. 

Gue cuma punya 1 ibu yang melahirkan gue dan 1 bapak yang menanam benih sehingga terciptalah gue, tapi gue punya 1 ibu lain lagi yang biasa kalian sebut sebagai ibu tiri. Sebenarnya si ibu tiri ini adalah istri pertama bokap gue dan dari hasil pernikahan ini, mereka dikaruniai 11 anak tapi yang bertahan hidup cuma 5 orang. Kasihan ya. Dan ibu gue, seperti yang seharusnya sudah kalian tahu ya, beliau adalah istri kedua bokap gue. Dari pernikahan keduanya bokap gue dikaruniai 11 anak juga tapi yang bertahan sampai saat ini hanya 8 orang dan gue adalah generasi terakhir dari benih bokap gue. Kalau semua anak bokap gue bertahan hidup seharusnya gue punya 21 saudara tapi sayang takdir cuma menyisakan 12 diantara mereka. Walaupun banyak yang mengolok-olok keluarga gue karena terlalu banyak tapi gue sama sekali tidak merasa malu dengan silsilah keluarga gue ini karena gue merasa bokap dan 2 ibu gue adalah orang-orang hebat. Coba lo pikir bokap gue bisa subur banget punya anak sampai 22 dan 2 ibu gue juga bisa melahirkan masing-masing sebelas anak yang kesemuanya itu normal. Memang benar pepatah jaman dulu “makin banyak anak makin banyak rejeki” karena bokap gue bisa membiayai semua anaknya sekolah sampai 9 tahun. 

Waktu kecil gue belum menemukan apa minat gue yang sebenarnya karena gue masih sangat suka bermain dengan teman-teman. Berbeda sekali dengan anak kecil jaman sekarang yang pegangannya saja sudah gadget-gadget canggih dan lagu-lagu yang mereka dengarkan pun lagu-lagu yang dibawakan oleh orang dewasa bukan lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi cilik pada jamannya seperti Meisy, Trio Kwek-kwek, Enno Lerian dan sebagainya. Tapi mulai SMA gue sudah menyadari kalau gue sangat senang mendengarkan musik. Band-band yang sangat menginspirasi gue adalah Paramore, The Pretty Reckless, One OK Rock from Japan, Avenged Sevenfold, Foster The People dan satu anak kecil jebolan XFactorUSA yaitu Carly Rose Sonenclar. Setiap mereka perform mereka selalu memberikan spirit untuk para penontonnya dan menurut gue mereka semua lebih baik saat menyanyi live daripada studio albumnya. Jadi gue berharap suatu hari nanti bisa terjun ke dunia musik sebagai singer atau crew entah itu di dunia musik nasional ataupun musik internasional. Gue pun sangat menikmati saat-saat gue menonton drama-drama jepang. Drama jepang sangat berbeda dengan drama lain menurut gue karena ceritanya sangat sarat akan nilai kebudayaan negara tersebut dan makna yang ingin ditonjolkan di setiap drama tersirat dengan sangat jelas. Berbeda sekali dengan drama Indonesia yang bertele-tele dan tidak jelas maksud dan tujuannya. Terdoktrin oleh cerita yang gue tonton dari drama jepang akhirnya gue pun menyadari bahwa gue sangat menyukai bahasa mereka, gue sangat mengagumi kebudayaan mereka, gua sangat ingin suatu hari nanti gue bisa berbahasa jepang layaknya gue fasih berbahasa indonesia dan satu impian yang besar banget untuk gue adalah gue ingin ke Jepang tapi bukan sekedar untuk jalan-jalan tapi gue ingin belajar disana karena gue tahu pendidikan adalah hal yang sangat utama untuk orang Jepang. Impian lebih gilanya lagi adalah gue ingin menjadi warga negara Jepang dan bisa bekerja di dunia permusikan atau perfilman Jepang. 

Gue sempat kuliah di Universitas Darma Persada jurusan Sastra Jepang tapi karena biaya yang sangat mahal gue berhenti di tengah jalan. Sangat disayangkan memang tapi gue bertekad untuk tidak menyerah hanya karena gue gagal satu kali.

 Masih banyak tempat untuk gue belajar bahasa jepang dengan biaya yang lebih terjangkau dan gue sangat berharap impian ini bisa
terwujud. Banyak diantara teman-teman gue di kampus ini yang mengatakan bahwa gue berbakat di bahasa jepang, pelafalan gue jelas dan seharusnya jika dilanjutkan gue bisa fasih bahasa tersebut. Oh ya satu lagi bakat yang gue miliki yang gue dengar dari orang lain yaitu gue bisa bernyanyi. Maksud gue bukan sekedar bisa tapi gue punya suara yang khas yang mudah-mudahan bisa menjadi pembeda dengan suara orang lain. Orang pertama yang mengatakan suara gue bagus adalah sepupu gue, sebut saja Novi. Dia pertama kali mendengar gue bernyanyi saat gue SMP dan pada saat itu gue sangat mengagumi lagu-lagu Radja. Setelah gue selesai bernyanyi dia mengatakan bahwa suara gue bagus, gue tahu nada dan gue bisa atur napas gue agar bisa mencapai nada-nada tinggi. Orang kesekian yang bilang suara gue bagus adalah Citra. Dia sempat gue kirimin rekaman suara gue menyanyikan lagu kesukaan dia dari band Jepang, One OK Rock, judulnya The Beginning dan Thank God dia menyukai suara gue. Rekaman tersebut sempat gue kirim ke beberapa teman dekat gue dan respon mereka semua positif. Jadi gue lebih sedikit percaya diri dengan suara gue sekarang.

Keluar dari UNSADA gue melenggang ke Mercu Buana dan mengambil jurusan yang sangat bertolak belakang dengan jurusan gue sebelumnya. Gue punya alasan untuk ini. UNSADA adalah universitas yang sangat terkenal dengan sastra jepangnya tapi di sisi lain kampus ini juga adalah kampus yang mahal sehingga akhirnya gue terpaksa hengkang. Tapi setelah gue mencari-cari di tempat lain tidak ada jadwal yang cocok dengan schedule kerja gue dan rata-rata biayanya pun tidak lebih murah dari UNSADA. Sehingga berlabuhlah gue di Mercu Buana sebagai mahasiswi broadcast. Seperti yang sudah gue ceritakan di awal gue mempunyai minat pada Bahasa Jepang dan dunia musik atau dunia perfilman. Satu hal lagi yang mendorong gue untuk mengambil jurusan broadcast adalah karena kakak gue juga jebolan broadcast YAI. Gue suka melihat dia mengedit foto, mengedit video pernikahan, potong lagu dan kegiatan lain yang berhubungan dengan komputer.  Jadi sebenarnya ini tidak menyimpang dari minat gue. 

Pesan moral yang bisa gue sampaikan disini adalah jangan pernah malu dengan latar belakang keluarga kalian karena keluarga adalah hal pertama yang harus kalian syukuri sebagai seorang individu dan jangan menyerah hanya karena kalian pernah gagal. Selalu ada orang yang akan mensupport kalian jika kalian benar-benar ingin berusaha mencapai apa yang kalian inginkan

0 komentar:

Posting Komentar