Sabtu, September 14, 2013
2


Ini Kisahku

Lahir di Jakarta 09 Januari 1994, anak terakhir dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan, 2 diantaranya sudah menikah. Panggil aku Siti, sekarang umurku 19 tahun masih belum dewasa sih jika dalam perhitungan hukum yang bilang dewasa itu 21 tahun. Yah terserahlah, yang penting kan pola pikir dan tingkah lakunya untuk bisa melihat seberapa dewasa seseorang. Aku bukan lahir dari keluarga berkecukupan, ayahku dulu hanyalah seorang buruh lepas yang tak tentu penghasilannya. Saat itu beliau tak mampu menyekolahkan anak-anaknya, anak pertama hanya lulusan SD, anak kedua lulus SMK tapi biaya dari orang lain, yang ketiga hanya sampai SMP, dan hanya aku yang mampu disekolahkan hingga lulus SMK. Berbekal harapan dari ayahku yang selalu ingin melihat salah satu anaknya sukses dengan menyandang gelar Sarjana dan impianku yang lainnya, aku berusaha keras untuk mengubah kehidupan keluargaku. Dengan usiaku yang masih belasan dan predikat anak bontot yang terkenal dengan manja dan tidak mandiri, aku mampu menepis itu semua. Kini aku sedang bekerja sambil kuliah, bekerja di bidang administrasi dan kuliah di jurusan broadcasting.

Kenapa bisa berbeda? Begini ceritanya.

Di SD pasti sudah merencanakan mau jadi apa pas besar nanti, ada yang ingin jadi astronot, pilot, polisi, presiden, dll. Nah aku saat itu ingin sekali menjadi seorang pramugari.
Kenapa? karena dalam pikiran seorang anak kecil pada saat itu menjadi seorang pramugari sangat enak karena bisa keliling dunia, ya walaupun hanya dalam pesawat. Sambil nunggu besar untuk jadi seorang pramugari sungguhan, aku punya sebuah hobi yaitu menulis. Entah kenapa dan mengapa aku bisa menyukai dunia cerita sejak kecil, terkait dengan ketertarikanku itu aku mulai menulis sebuah cerpen untuk mencurahkan imajinasi yang ada. Suatu ketika aku menulis lima buah cerita dalam satu buku yang kemudian buku tersebut aku perlihatkan kepada teman-temanku lalu mereka menilainya, nilai yang mereka berikan cukup membuatku bangga. Sejak saat itu keinginan menjadi pramugari sedikit terabaikan dengan keinginan menjadi novelis. 

Beranjak SMP, bakatku mulai semakin terasa. Tapi ada sedikit perubahan, aku mulai sedikit bosan dengan membaca. Dalam pikirku, membaca membuat pekerjaan seorang pembaca menjadi lebih berat, dimulai dia harus membaca setiap kalimatnya, berimajinasi dengan setiap kalimat tersebut, dan belum tentu gambaran seseorang sama dengan gambaran orang lain tentang cerita tersebut. Karena pemikiran tersebut, tercetuslah keinginan untuk menjadikan setiap cerita yang kuciptakan menjadi sebuah film atau gambaran nyata. 

Memasuki masa paling indah, aku memilih sekolah di SMK dengan jurusan administrasi perkantoran. Karena jurusan itu terbesitlah angan-angan baru untuk jadi seorang wanita karir yang sibuk di kantor. Impian jadi pramugari pun lenyap karena postur tubuh yang tak mendukung. 

Sekolahku mewajibkan para muridnya untuk memiliki minimal satu ekskul, tak ada ekskul yang membuatku tertarik selain KIR & Public Speaking. Disana kita belajar tentang penulisan karya ilmiah, berbicara dengan baik di depan publik, dan untuk berbagai lomba karya tulis. Aku selalu didaulat menjadi MC di  upacara bendera dalam bahasa Inggris. Dan saat class meeting, ada lomba public speaking yaitu menjadi pembaca berita, bermodalkan 3 berita yang sedang up to date akhirnya akupun menang sebagai juara I.
Kesukaanku akan dunia penyiaran sedikit kucurahkan lewat kenekatanku membuat sebuah video amatir. Waktu itu ada event Hilo Green Reporter, aku bersama temanku membuat video tersebut hanya dalam waktu satu jam dengan cuaca yang tiba tiba mendung dan hujan. Video tersebut aku rekam melalui kamera HP dan ngeditnya juga di HP. Sama sekali ga berharap menang sih, cuma mau berpartisipasi dan meluapkan gejolak presenting dalam diri aja. Hehehe lebay ya, nih link-nya kalau ada yang mau liat, ga mau liat juga gapapa. Pokoknya ini amatir banget, http://www.youtube.com/watch?v=1OQA-ZO5TqM
Nah dari situlah semakin membara bakatku dan semakin tertarik dengan dunia broadcasting.

Di detik detik terakhir jadi anak sekolahan, aku harus menahan kepedihan yang teramat dalam. Kehilangan orang yang paling berpengaruh dalam hidupku, separuh jiwaku pergi, orang yang berjuang menghadirkanku ke dunia. Sebulan sebelum pengumuman kelulusan, dia meninggalkanku untuk selamanya. Dan tepat di hari ulang tahunnya, aku dinyatakan lulus dengan nilai membanggakan. Seharusnya itu bisa jadi kado terindah untuknya tapi Allah berkata lain dan aku harus merelakannya. Setelah lulus aku bagai lenyap dari peredaran, depresi parah dan trauma akut tentang sebuah kehilangan. Setelah sekian lama dengan jiwa yang masih trauma aku berusaha mencari pekerjaan kesana kemari namun tak kunjung dapat. Perlahan lahan aku mulai bangkit dari keterpurukan, di akhir tahun aku memiliki 2 resolusi besar untuk 2013. Mendapat pekerjaan seperti yang kuinginkan dan kuliah, alhamdulillah keduanya dapat kuraih. Aku mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang kuinginkan tepat di hari ulang tahunku. Aku pun berusaha bagaimanapun caranya untuk bisa kuliah tanpa membebani ayahku. 

Alasanku bekerja menjadi administrator saat ini adalah agar ilmu yang kudapat semasa sekolah tak sia-sia. Dan karena aku ingin memperdalam dunia hobi dan bakatku sejak kecil, maka aku memilih kuliah di jurusan Broadcasting, ya sekalian buat alih profesi kalo udah bosen jadi admin.

Lanjut yuk ceritanya, hmmm tentang apa ya?
Prestasi deh, bukannya mau nyombong atau narsis ya.
Dari jaman SD entah kenapa udah jadi hobi atau kebiasaan kali ya, aku selalu memberi kejutan kecil untuk teman-temanku. Awalnya bukan murid yang menonjol akan kepintaran, ya biasa-biasa aja. Tapi di penghujung kelulusan, akulah juaranya. Hehehe…
Kelas 1 sampai 4 biasa aja, eh kelas 5 mulai keliatan. Selalu jadi juara kelas, ikut berbagai lomba Matematika sebagai wakil sekolah yang padahal aku sama sekali tidak suka dengan pelajaran itu, tapi selalu bisa menyelesaikannya. Untungnya di Broadcasting ga ada mata kuliah matematika, hihihi…

Di SMP terulang lagi, kelas 1 sampai 2 ga ada apa-apanya dibanding yang lain, pas naik kelas 3 baru deh nunjukin taring sampai akhirnya jadi juara umum UN di sekolah. Hal serupa juga terjadi lagi di SMA, kayak jagoan di film yang menangnya belakangan. Di SMA sih ga ada bully membully hanya diskriminasi status sosial aja yang berasa banget, tapi dengan bangga aku mampu membungkam mulut-mulut keji itu dengan prestasi. Kutaklukan Ujian Nasional dengan hasil membanggakan sebagai juara I sejurusan dan juara II umum dengan selisih nilai 0,5 saja.

Itu dia sekilas tentang diriku, mau tau lebih banyak?
Yuk berteman, asal jangan kaget aja dengan kebawelanku. Hehehe…

Jangan pernah takut mencoba meraih apa yang kau inginkan selama itu baik dan tidak merugikan orang lain. Tak peduli siapa dirimu, bagaimana latar belakangmu dan apa yang kau miliki. Kau pasti mampu mendapatkannya.

Sukses adalah hasil, hasil terjadi karena suatu proses, proses tercipta dengan sebuah niat dan usaha, niat hadir dari sebuah mimpi dan doa termasuk dalam usaha. 

Saat kegagalan menjadi makanan sehari-hari, ingatlah selalu masih ada harapan walau hanya jalan setapak. Percayalah, itu adalah cara-Nya untuk memberi kita kesempatan mendapatkan lebih dari apa yang kita inginkan.

2 komentar: