Ini
Kisahku
Lahir di Jakarta
09 Januari 1994, anak terakhir dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan, 2
diantaranya sudah menikah. Panggil aku Siti, sekarang umurku 19 tahun masih
belum dewasa sih jika dalam perhitungan hukum yang bilang dewasa itu 21 tahun.
Yah terserahlah, yang penting kan pola pikir dan tingkah lakunya untuk bisa
melihat seberapa dewasa seseorang. Aku bukan lahir dari keluarga berkecukupan,
ayahku dulu hanyalah seorang buruh lepas yang tak tentu penghasilannya. Saat
itu beliau tak mampu menyekolahkan anak-anaknya, anak pertama hanya lulusan SD,
anak kedua lulus SMK tapi biaya dari orang lain, yang ketiga hanya sampai SMP,
dan hanya aku yang mampu disekolahkan hingga lulus SMK. Berbekal harapan dari
ayahku yang selalu ingin melihat salah satu anaknya sukses dengan menyandang
gelar Sarjana dan impianku yang lainnya, aku berusaha keras untuk mengubah
kehidupan keluargaku. Dengan usiaku yang masih belasan dan predikat anak bontot
yang terkenal dengan manja dan tidak mandiri, aku mampu menepis itu semua. Kini
aku sedang bekerja sambil kuliah, bekerja di bidang administrasi dan kuliah di
jurusan broadcasting.
Kenapa bisa
berbeda? Begini ceritanya.
Di SD pasti sudah
merencanakan mau jadi apa pas besar nanti, ada yang ingin jadi astronot, pilot,
polisi, presiden, dll. Nah aku saat itu ingin sekali menjadi seorang pramugari.
Kenapa? karena dalam pikiran seorang anak
kecil pada saat itu menjadi seorang pramugari sangat enak karena bisa keliling
dunia, ya walaupun hanya dalam pesawat. Sambil nunggu besar untuk jadi seorang
pramugari sungguhan, aku punya sebuah hobi yaitu menulis. Entah kenapa dan
mengapa aku bisa menyukai dunia cerita sejak kecil, terkait dengan
ketertarikanku itu aku mulai menulis sebuah cerpen untuk mencurahkan imajinasi
yang ada. Suatu ketika aku menulis lima buah cerita dalam satu buku yang
kemudian buku tersebut aku perlihatkan kepada teman-temanku lalu mereka
menilainya, nilai yang mereka berikan cukup membuatku bangga. Sejak saat itu
keinginan menjadi pramugari sedikit terabaikan dengan keinginan menjadi
novelis.
Beranjak SMP,
bakatku mulai semakin terasa. Tapi ada sedikit perubahan, aku mulai sedikit
bosan dengan membaca. Dalam pikirku, membaca membuat pekerjaan seorang pembaca
menjadi lebih berat, dimulai dia harus membaca setiap kalimatnya, berimajinasi
dengan setiap kalimat tersebut, dan belum tentu gambaran seseorang sama dengan
gambaran orang lain tentang cerita tersebut. Karena pemikiran tersebut,
tercetuslah keinginan untuk menjadikan setiap cerita yang kuciptakan menjadi
sebuah film atau gambaran nyata.
Memasuki masa
paling indah, aku memilih sekolah di SMK dengan jurusan administrasi
perkantoran. Karena jurusan itu terbesitlah angan-angan baru untuk jadi seorang
wanita karir yang sibuk di kantor. Impian jadi pramugari pun lenyap karena
postur tubuh yang tak mendukung.
Sekolahku mewajibkan para muridnya untuk
memiliki minimal satu ekskul, tak ada ekskul yang membuatku tertarik selain KIR
& Public Speaking. Disana kita belajar tentang penulisan karya ilmiah,
berbicara dengan baik di depan publik, dan untuk berbagai lomba karya tulis.
Aku selalu didaulat menjadi MC di
upacara bendera dalam bahasa Inggris. Dan saat class meeting, ada lomba
public speaking yaitu menjadi pembaca berita, bermodalkan 3 berita yang sedang
up to date akhirnya akupun menang sebagai juara I.
Kesukaanku akan dunia penyiaran sedikit
kucurahkan lewat kenekatanku membuat sebuah video amatir. Waktu itu ada event
Hilo Green Reporter, aku bersama temanku membuat video tersebut hanya dalam
waktu satu jam dengan cuaca yang tiba tiba mendung dan hujan. Video tersebut
aku rekam melalui kamera HP dan ngeditnya juga di HP. Sama sekali ga berharap
menang sih, cuma mau berpartisipasi dan meluapkan gejolak presenting dalam diri
aja. Hehehe lebay ya, nih link-nya kalau ada yang mau liat, ga mau liat juga
gapapa. Pokoknya ini amatir banget, http://www.youtube.com/watch?v=1OQA-ZO5TqM
Nah dari situlah semakin membara bakatku
dan semakin tertarik dengan dunia broadcasting.
Di detik detik
terakhir jadi anak sekolahan, aku harus menahan kepedihan yang teramat dalam.
Kehilangan orang yang paling berpengaruh dalam hidupku, separuh jiwaku pergi,
orang yang berjuang menghadirkanku ke dunia. Sebulan sebelum pengumuman
kelulusan, dia meninggalkanku untuk selamanya. Dan tepat di hari ulang
tahunnya, aku dinyatakan lulus dengan nilai membanggakan. Seharusnya itu bisa
jadi kado terindah untuknya tapi Allah berkata lain dan aku harus merelakannya.
Setelah lulus aku bagai lenyap dari peredaran, depresi parah dan trauma akut
tentang sebuah kehilangan. Setelah sekian lama dengan jiwa yang masih trauma
aku berusaha mencari pekerjaan kesana kemari namun tak kunjung dapat. Perlahan
lahan aku mulai bangkit dari keterpurukan, di akhir tahun aku memiliki 2
resolusi besar untuk 2013. Mendapat pekerjaan seperti yang kuinginkan dan
kuliah, alhamdulillah keduanya dapat kuraih. Aku mendapatkan pekerjaan dengan
posisi yang kuinginkan tepat di hari ulang tahunku. Aku pun berusaha bagaimanapun
caranya untuk bisa kuliah tanpa membebani ayahku.
Alasanku bekerja
menjadi administrator saat ini adalah agar ilmu yang kudapat semasa sekolah tak
sia-sia. Dan karena aku ingin memperdalam dunia hobi dan bakatku sejak kecil,
maka aku memilih kuliah di jurusan Broadcasting, ya sekalian buat alih profesi
kalo udah bosen jadi admin.
Lanjut yuk ceritanya, hmmm tentang apa ya?
Prestasi deh, bukannya mau nyombong atau
narsis ya.
Dari jaman SD entah kenapa udah jadi hobi
atau kebiasaan kali ya, aku selalu memberi kejutan kecil untuk teman-temanku.
Awalnya bukan murid yang menonjol akan kepintaran, ya biasa-biasa aja. Tapi di
penghujung kelulusan, akulah juaranya. Hehehe…
Kelas 1 sampai 4 biasa aja, eh kelas 5
mulai keliatan. Selalu jadi juara kelas, ikut berbagai lomba Matematika sebagai
wakil sekolah yang padahal aku sama sekali tidak suka dengan pelajaran itu,
tapi selalu bisa menyelesaikannya. Untungnya di Broadcasting ga ada mata kuliah
matematika, hihihi…
Di SMP terulang lagi, kelas 1 sampai 2 ga
ada apa-apanya dibanding yang lain, pas naik kelas 3 baru deh nunjukin taring
sampai akhirnya jadi juara umum UN di sekolah. Hal serupa juga terjadi lagi di
SMA, kayak jagoan di film yang menangnya belakangan. Di SMA sih ga ada bully
membully hanya diskriminasi status sosial aja yang berasa banget, tapi dengan
bangga aku mampu membungkam mulut-mulut keji itu dengan prestasi. Kutaklukan
Ujian Nasional dengan hasil membanggakan sebagai juara I sejurusan dan juara II
umum dengan selisih nilai 0,5 saja.
Itu dia sekilas tentang diriku, mau tau
lebih banyak?
Yuk berteman, asal jangan kaget aja dengan
kebawelanku. Hehehe…
Jangan pernah takut mencoba meraih apa yang
kau inginkan selama itu baik dan tidak merugikan orang lain. Tak peduli siapa
dirimu, bagaimana latar belakangmu dan apa yang kau miliki. Kau pasti mampu
mendapatkannya.
Sukses adalah hasil, hasil terjadi karena
suatu proses, proses tercipta dengan sebuah niat dan usaha, niat hadir dari
sebuah mimpi dan doa termasuk dalam usaha.
Saat kegagalan menjadi makanan sehari-hari,
ingatlah selalu masih ada harapan walau hanya jalan setapak. Percayalah, itu
adalah cara-Nya untuk memberi kita kesempatan mendapatkan lebih dari apa yang
kita inginkan.
applaus buat siti
BalasHapusprokk prokk prokkk
BalasHapus