oleh:
Jumadi - 44112120096
Jumadi - 44112120096
Ada sebuah keluarga kecil di pinggiran kota yang rumahnya masi terbuat dari kayu dan papan seadanya rumah yang kalo hujan selalu bocor jendela yg di tutup dengan kain sarung, rumah yang berlantai tanah merah.
Keluarga ini berisi dari satu ayah satu ibu yang mempunai dua anak satu lelaki satu perempuan, aya yang bekerja sebagai tukang sampah desa yang gajinya ga seberapa, anaknya yang lelaki pertama masi sekolah di SMP kelas 3 dan adiknya masi sekolah di Sekolah Dasar.
Setip hari sang ayah mengambil sampah di setiap rumah warga, seperti biasanya sang ayah berangkat bekerja dengan kaus yang sudah robek, kusam memakai celana kolor dengan handuk kecilnya di leher sang ayah, sambil menarik gerobak sampahnya sang ayah terbatuk batu sepanjag langkahnya. Dan si anak berangkat sekolah dengan gerobak sampahnya dengan si adik di dalam gerobak, sang kakak mengantar adik kesekolah dengan gerobak itu. Sang kakak sepulang sekolah juga bekerja sama seperti ayahnya jadi tkang sampah untuk membantu keluarga. Sore sang ayah pulang di ikuti dengan sang anak yang membawa gerobak dengan bekeringat sang aya dan sang kakak datang kerumah dan sang ayah yang selalu batuk-batuk, di tanya sang ibu “kamu ga papa yah? Kita kedokter ya?” jawab sang ayah “uang dari mana bu? Makan aja susah, apalgi buat kedokter” sang ibu menuntun ayah kedalam rumah, dan menyediakan air putih hangat.
Keesokan harinya dipagi hari kakak dan adik sudah siap untuk berangkat sekolah tapi merka lapar adik pun membuka tutup mkan yang di atas meja, tenyata cuma ada jagung rebus di atas besek. Kata si adik “jagung lagi jagung lagi, dah beberapa hari ga makan nasi, lapar tau Bu?” ibu berkata maaf ya nak ibu Cuma bisa menyediakan makan pagi dengan jagung setiap hari” bapak batuk batuk terus, si kakak berkata “ ga papa dik nanti kita jga kita makan nasi, ydh sekarang makan jagungnya nanti qm lapr di sekolah” sambil memakan jagung tersebut, si kakak dan si adi berangkat sekolah dan ayah pun berangkat berkera dengan gerobaknya, di persipangan jalan ayah batu keras hingga mengeluarkan darah dari mulutnya diliat di telapak tanga ayah. Saat bersaman ada sang pengemis datang mengenali sang ayah yang sedang batu keras, sang ayah pun jaga mengenali pengemis itu, dia teman semasa SMAnya. Pengemis itu mengajak sang ayah jadi pengemis yang pendapatanya lumayan, namun sang ayah tidak mau karena itu pekerjan yang kurang halah baginya si pengemis pun pergi dan si ayah melanjutkan jalanya dengan terbatu batuk, di pinggir jalan sanga ayah terbatu keras dan merasakan pusing lalu ayah pun roboh, di kejauha sanga kakak meliahat ayah yang akan terjatuh dan tejatu si ayah kakak pun lari menuju ayah smabi memanggil ayahnya yang sudah sekarat, lalu si kakak membawa ayah ke puskesmas terdekat, tak lama ayah di bawa pulang.
Keesokan harinya di sore hari di mana semua keluar sedang ada di rumah, si adik dan si kakak di kamar sedang belajar, aya dan ibu di ruang tamu sedang berbincang, seseorang pun datang mengetu pintu sekersa kerasnya, buka pintunya oleh ibu, ternya ta seorang penagih hutang yang pernah meminjam kan uangnya keayah setahun yang lalu, yang belom bisa di bayar hingga saat ini. Kebetulan si kakak sedang memecahkan celengannya berniat membelikan buku untuk adiknya yang kepengen buku sebagai hadiah ulang tahun adiknya, saat uangnya mau di umpetin oleh kakak sang penagih utang melihat uang si kakak dan memintanya untuk melunasikan sebaian utang orang tua, si penagih utang memberi waktu untuk melunasinya dalam satu bulan kalau tidak terpenuhi rumah berserta isinya akan di sita.
Dipagihari seperti biasanya si kakak menarik gerobak dengan adik di atas gerobak menuju sekolah, di saat si kakak berjalan menarik adik di dalam gerobak ia melihat seorang kakek tua yang sedang lari pagi, tak sengaja pak tua itu menjatuhkn dopetnya dan terus berlalri sikakak dan si adik melihat dompet itu terjatuh si kakak pun mengambil dompetnya dan berlari menuu pak tua itu untuk mengembalikan dopet tersebuat dan orang tua tersebuat berkata “kamu temukan di m dopet ini?” sambil mereksa dompet, kakak “di sana pinggir jalan tdi pak.” Pak tua pun memberikan uang ke kakak sebagai imbalan yang sudah mengembalikan dompetnya, namun si kakak tidak menerima uang tersebut kakak pun pergi menuju gerobaknya dan pak tua itu berterika “terimakasi ya nak!!!” balas si kakak “iya pak, sama-sama” pak tua pun berfikir jika karyawnya seperti dia dan perusahanya jika dia jadi karyawanya atau pengurus rumahnya yang besar.
Sebulan kemudian orang penagih utang pun datang kembali untuk meminta uang kali ini si penagih membawa tiga temanya yang berbadan kekar besar. Tapi keluarga itu belum bisa membayar uatangnya, penagih pun mengusir keluarga tersebuat dari rumah. Keluarga itu pun pergi membawa pakainan dan gerobaknnya pergi entah ke mana, saat keluarga itu berjalan di pinggir jalan ada sebuah mobil mewah yang menghampiri si kakak dan berbincang menanyananya tentang keluarga si kakak, si pak tua it pun memberikan pekerjaan untuk jadi tukang kebunya si pak tua. Dan si pak tua itu melunasi utang utang keluarga tersebuat.
Dan si kakak bekerja di rumah pak tua itu. Sang berobat kerumah sakit, si adik mempunyai buku baru, si kakak pun bahagia karena ayah membaikan dari penyakitnya dan adik mendapatkan yang di inginkan.
Keluarga ini berisi dari satu ayah satu ibu yang mempunai dua anak satu lelaki satu perempuan, aya yang bekerja sebagai tukang sampah desa yang gajinya ga seberapa, anaknya yang lelaki pertama masi sekolah di SMP kelas 3 dan adiknya masi sekolah di Sekolah Dasar.
Setip hari sang ayah mengambil sampah di setiap rumah warga, seperti biasanya sang ayah berangkat bekerja dengan kaus yang sudah robek, kusam memakai celana kolor dengan handuk kecilnya di leher sang ayah, sambil menarik gerobak sampahnya sang ayah terbatuk batu sepanjag langkahnya. Dan si anak berangkat sekolah dengan gerobak sampahnya dengan si adik di dalam gerobak, sang kakak mengantar adik kesekolah dengan gerobak itu. Sang kakak sepulang sekolah juga bekerja sama seperti ayahnya jadi tkang sampah untuk membantu keluarga. Sore sang ayah pulang di ikuti dengan sang anak yang membawa gerobak dengan bekeringat sang aya dan sang kakak datang kerumah dan sang ayah yang selalu batuk-batuk, di tanya sang ibu “kamu ga papa yah? Kita kedokter ya?” jawab sang ayah “uang dari mana bu? Makan aja susah, apalgi buat kedokter” sang ibu menuntun ayah kedalam rumah, dan menyediakan air putih hangat.
Keesokan harinya dipagi hari kakak dan adik sudah siap untuk berangkat sekolah tapi merka lapar adik pun membuka tutup mkan yang di atas meja, tenyata cuma ada jagung rebus di atas besek. Kata si adik “jagung lagi jagung lagi, dah beberapa hari ga makan nasi, lapar tau Bu?” ibu berkata maaf ya nak ibu Cuma bisa menyediakan makan pagi dengan jagung setiap hari” bapak batuk batuk terus, si kakak berkata “ ga papa dik nanti kita jga kita makan nasi, ydh sekarang makan jagungnya nanti qm lapr di sekolah” sambil memakan jagung tersebut, si kakak dan si adi berangkat sekolah dan ayah pun berangkat berkera dengan gerobaknya, di persipangan jalan ayah batu keras hingga mengeluarkan darah dari mulutnya diliat di telapak tanga ayah. Saat bersaman ada sang pengemis datang mengenali sang ayah yang sedang batu keras, sang ayah pun jaga mengenali pengemis itu, dia teman semasa SMAnya. Pengemis itu mengajak sang ayah jadi pengemis yang pendapatanya lumayan, namun sang ayah tidak mau karena itu pekerjan yang kurang halah baginya si pengemis pun pergi dan si ayah melanjutkan jalanya dengan terbatu batuk, di pinggir jalan sanga ayah terbatu keras dan merasakan pusing lalu ayah pun roboh, di kejauha sanga kakak meliahat ayah yang akan terjatuh dan tejatu si ayah kakak pun lari menuju ayah smabi memanggil ayahnya yang sudah sekarat, lalu si kakak membawa ayah ke puskesmas terdekat, tak lama ayah di bawa pulang.
Keesokan harinya di sore hari di mana semua keluar sedang ada di rumah, si adik dan si kakak di kamar sedang belajar, aya dan ibu di ruang tamu sedang berbincang, seseorang pun datang mengetu pintu sekersa kerasnya, buka pintunya oleh ibu, ternya ta seorang penagih hutang yang pernah meminjam kan uangnya keayah setahun yang lalu, yang belom bisa di bayar hingga saat ini. Kebetulan si kakak sedang memecahkan celengannya berniat membelikan buku untuk adiknya yang kepengen buku sebagai hadiah ulang tahun adiknya, saat uangnya mau di umpetin oleh kakak sang penagih utang melihat uang si kakak dan memintanya untuk melunasikan sebaian utang orang tua, si penagih utang memberi waktu untuk melunasinya dalam satu bulan kalau tidak terpenuhi rumah berserta isinya akan di sita.
Dipagihari seperti biasanya si kakak menarik gerobak dengan adik di atas gerobak menuju sekolah, di saat si kakak berjalan menarik adik di dalam gerobak ia melihat seorang kakek tua yang sedang lari pagi, tak sengaja pak tua itu menjatuhkn dopetnya dan terus berlalri sikakak dan si adik melihat dompet itu terjatuh si kakak pun mengambil dompetnya dan berlari menuu pak tua itu untuk mengembalikan dopet tersebuat dan orang tua tersebuat berkata “kamu temukan di m dopet ini?” sambil mereksa dompet, kakak “di sana pinggir jalan tdi pak.” Pak tua pun memberikan uang ke kakak sebagai imbalan yang sudah mengembalikan dompetnya, namun si kakak tidak menerima uang tersebut kakak pun pergi menuju gerobaknya dan pak tua itu berterika “terimakasi ya nak!!!” balas si kakak “iya pak, sama-sama” pak tua pun berfikir jika karyawnya seperti dia dan perusahanya jika dia jadi karyawanya atau pengurus rumahnya yang besar.
Sebulan kemudian orang penagih utang pun datang kembali untuk meminta uang kali ini si penagih membawa tiga temanya yang berbadan kekar besar. Tapi keluarga itu belum bisa membayar uatangnya, penagih pun mengusir keluarga tersebuat dari rumah. Keluarga itu pun pergi membawa pakainan dan gerobaknnya pergi entah ke mana, saat keluarga itu berjalan di pinggir jalan ada sebuah mobil mewah yang menghampiri si kakak dan berbincang menanyananya tentang keluarga si kakak, si pak tua it pun memberikan pekerjaan untuk jadi tukang kebunya si pak tua. Dan si pak tua itu melunasi utang utang keluarga tersebuat.
Dan si kakak bekerja di rumah pak tua itu. Sang berobat kerumah sakit, si adik mempunyai buku baru, si kakak pun bahagia karena ayah membaikan dari penyakitnya dan adik mendapatkan yang di inginkan.
0 komentar:
Posting Komentar