oleh:
Imam Agi Pratama - 44112110005
Iskandar Zulkarnaen (26) adalah seorang yang religius, baik, pintar, dan seorang sarjana S1 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta. Tapi sayangnya, nasibnya tidak mujur karena ia hanya menjadi tukang ojek di daerah tempat ia tinggal. Bersama istrinya, Aisyah (25) yang kini sedang hamil, ia menjalani kehidupan yang sederhana di rumah dan lingkungan yang sederhana.
Suatu ketika Joel (Zulkarnaen) sedang mengantar seorang pria berjas dan berdasi ke sebuah pabrik di daerah Tangerang dengan mengendarai motor ojeknya. Setelah mengantarnya dan Joel hendak akan pulang, orang berjas tadi lupa pada bawaannya di motor Joel. Dengan segera Joel mengejar orang itu untuk mengembalikan barangnya yang berada di kantong plastik hitam itu. Begitu masuk pabrik tersebut, ternyata ada hal-hal yang mengagetkan!! Mereka sedang transaksi narkoba dan pabrik itu ternyata bukan pabrik sepatu dari tampak luar melainkan tempat bisnis narkoba dan sejenisnya. Sambil mengendap dan memperhatikan, ternyata si orang berjas tadi ingat akan bawaannya di motor Joel. Barang bawaan tersebut ternyata sabu, putaw dan sejenisnya. Joel akhirnya kepergok sedang mengintip dan di kejar-kejar oleh orang di pabrik yang sedang transaksi. Dengan susah payah melarikan diri, akhirnya Joel sampai di rumahnya dengan nafas terengah-engah tetapi barang bawaan yang merupakan narkoba tersebut terjatuh di pabrik ketika Joel kabur.
Masalah tidak hanya sampai disitu, Joel yang hendak melapor ke POLRES tentang pabrik tersebut malah ditertawakan karena tidak ada bukti. Beberapa POLRES di Jakarta dan Tangerang ternyata banyak oknum yang bekerja sama dengan gembong narkoba di pabrik tersebut yang merupakan jaringan internasional. Joel akhirnya diketahui identitasnya oleh oknum polisi & gembong narkoba itu dan bermaksud untuk membunuh Joel.
Karena oknum tersebut adalah orang yang berpengaruh di POLRES yang ia laporkan dan mempunyai pangkat, Joel tidak bisa berbuat banyak. Bahkan Joel menyerah untuk melapor ke polisi mana saja.
Awalnya Joel diisukan oleh media bahwa ia adalah seorang teroris. Semenjak dari situ, hidup Joel menjadi seorang pelarian bersama istrinya yang sedang hamil. Itu semua ternyata skenario aparat polisi yang bekerja sama dengan sindikat tersebut agar Joel diasingkan warga dan pergi ke sudut kota agar mereka dapat membunuh Joel dengan alibi yang bagus dan tidak ketahuan masyarakat. Mereka menfaatkan sikap religius Joel sehingga mengalihkannya Joel sebagai teroris.
Joel yang geram karena difitnah dan ingin mengungkapkan sindikat narkoba itu kepada publik, ia segera mengambil tindakan sebelum ia dibunuh oleh polisi karena dianggap teroris. Karena tidak ada yang percaya lagi akan dirinya yang sudah dicap sebagai “teroris”, Joel pamit kepada istrinya untuk mengungkap semuanya dengan seorang diri. Berbekal dengan handycam yang sudah usang, ia nekat menuju pabrik tersebut dan ingin menyamar menjadi salah satu pekerjanya.
Sebelum berangkat ke pabrik itu, ia didatangi seorang polisi tidak berseragam, Rangga Aditya (26) berpangkat “briptu”. Setelah berdiskusi, ternyata polisi tersebut orang baik yang tergerak hatinya ingin membantu Joel mengungkap kasus sindikat tersebut. Ternyata Rangga adalah salah satu polisi yang pernah ditemui Joel sewaktu melapor ke POLRES.
Akhirnya mereka pergi ke pabrik tersebut dan ingin mengungkapkan sindikat narkoba tersebut. Disana mereka menyamar dan merekam kejadian-kejadian selama satu hari. Pada senja hari, mereka akhirnya ketahuan dan terjadilah perkelahian lalu mengalami baku tembak.
Joel yang mempunyai bekal ilmu beladiri semasa kuliah dan sekolah kemudian Rangga yang mempunyai basic polisi dapat melakukan perlawanan terhadap para sindikat narkoba itu. Mereka berusaha keluar dari tempat itu dan berusaha melindungi kaset handycam karena kaset itulah yang merupakan barang bukti satu-satunya. Jadi bagaimanapun, mereka harus bisa membawa kaset itu keluar meskipun mengorbankan nyawa.
Mustahil, dua lawan banyak tetap tidak akan menang. Pada akhirnya Rangga pun terbunuh dan sebelum terbunuh ia menyuruh Joel tetap berlari keluar. Sebelum Joel sampai keluar gerbang, ia tertangkap dan akan ditembak mati.
Sebelum Joel ditembak, ada segerombolan polisi yang mengatakan “jangan bergerak!!” dan diikuti oleh sorotan lampu helikopter. Ternyata polisi yang datang tersebut adalah polisi yang datang dari Markas Besar kepolisian di Jakarta.
Sindikat narkoba akhirnya terungkap dengan penggerebekkan tersebut. Kemudian oknum yang terlibat juga terungkap. Dari mobil polisi yang datang, ada seorang wanita yang ternyata adalah Aisyah sang istri. Ternyata Aisyah lah yang telah melapor ke Mabes Polri dan memohon-mohon untuk polisi mempercayainya. Sisi kemanusiaan Brigadir Jenderal Polisi yang tidak tega dengan wanita hamil akhirnya menuruti permintaannya.
Di akhir cerita, Joel menyerahkan bukti kaset kepada kepolisian dan nama baik Joel akhirnya dinetralisasi oleh media melalui konferensi pers dengan Jendral Polisi. Iskandar Zulkarnaen dianugerahi “tanda kehormatan” dari presiden, sementara almarhum Rangga Aditya dianugerahi dengan dinaikkan satu pangkat dan diberi gelar anumerta dari kepolisian Indonesia.
Pada pagi harinya, Joel dan istrinya menghadiri acara pemakaman Rangga yang dilaksanakan oleh kepolisian. Terjadilah suasana haru di pemakaman. Dua bulan kemudian, Aisyah melahirkan, Joel sudah bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta dan keluarga mereka hidup tenteram.
Suatu ketika Joel (Zulkarnaen) sedang mengantar seorang pria berjas dan berdasi ke sebuah pabrik di daerah Tangerang dengan mengendarai motor ojeknya. Setelah mengantarnya dan Joel hendak akan pulang, orang berjas tadi lupa pada bawaannya di motor Joel. Dengan segera Joel mengejar orang itu untuk mengembalikan barangnya yang berada di kantong plastik hitam itu. Begitu masuk pabrik tersebut, ternyata ada hal-hal yang mengagetkan!! Mereka sedang transaksi narkoba dan pabrik itu ternyata bukan pabrik sepatu dari tampak luar melainkan tempat bisnis narkoba dan sejenisnya. Sambil mengendap dan memperhatikan, ternyata si orang berjas tadi ingat akan bawaannya di motor Joel. Barang bawaan tersebut ternyata sabu, putaw dan sejenisnya. Joel akhirnya kepergok sedang mengintip dan di kejar-kejar oleh orang di pabrik yang sedang transaksi. Dengan susah payah melarikan diri, akhirnya Joel sampai di rumahnya dengan nafas terengah-engah tetapi barang bawaan yang merupakan narkoba tersebut terjatuh di pabrik ketika Joel kabur.
Masalah tidak hanya sampai disitu, Joel yang hendak melapor ke POLRES tentang pabrik tersebut malah ditertawakan karena tidak ada bukti. Beberapa POLRES di Jakarta dan Tangerang ternyata banyak oknum yang bekerja sama dengan gembong narkoba di pabrik tersebut yang merupakan jaringan internasional. Joel akhirnya diketahui identitasnya oleh oknum polisi & gembong narkoba itu dan bermaksud untuk membunuh Joel.
Karena oknum tersebut adalah orang yang berpengaruh di POLRES yang ia laporkan dan mempunyai pangkat, Joel tidak bisa berbuat banyak. Bahkan Joel menyerah untuk melapor ke polisi mana saja.
Awalnya Joel diisukan oleh media bahwa ia adalah seorang teroris. Semenjak dari situ, hidup Joel menjadi seorang pelarian bersama istrinya yang sedang hamil. Itu semua ternyata skenario aparat polisi yang bekerja sama dengan sindikat tersebut agar Joel diasingkan warga dan pergi ke sudut kota agar mereka dapat membunuh Joel dengan alibi yang bagus dan tidak ketahuan masyarakat. Mereka menfaatkan sikap religius Joel sehingga mengalihkannya Joel sebagai teroris.
Joel yang geram karena difitnah dan ingin mengungkapkan sindikat narkoba itu kepada publik, ia segera mengambil tindakan sebelum ia dibunuh oleh polisi karena dianggap teroris. Karena tidak ada yang percaya lagi akan dirinya yang sudah dicap sebagai “teroris”, Joel pamit kepada istrinya untuk mengungkap semuanya dengan seorang diri. Berbekal dengan handycam yang sudah usang, ia nekat menuju pabrik tersebut dan ingin menyamar menjadi salah satu pekerjanya.
Sebelum berangkat ke pabrik itu, ia didatangi seorang polisi tidak berseragam, Rangga Aditya (26) berpangkat “briptu”. Setelah berdiskusi, ternyata polisi tersebut orang baik yang tergerak hatinya ingin membantu Joel mengungkap kasus sindikat tersebut. Ternyata Rangga adalah salah satu polisi yang pernah ditemui Joel sewaktu melapor ke POLRES.
Akhirnya mereka pergi ke pabrik tersebut dan ingin mengungkapkan sindikat narkoba tersebut. Disana mereka menyamar dan merekam kejadian-kejadian selama satu hari. Pada senja hari, mereka akhirnya ketahuan dan terjadilah perkelahian lalu mengalami baku tembak.
Joel yang mempunyai bekal ilmu beladiri semasa kuliah dan sekolah kemudian Rangga yang mempunyai basic polisi dapat melakukan perlawanan terhadap para sindikat narkoba itu. Mereka berusaha keluar dari tempat itu dan berusaha melindungi kaset handycam karena kaset itulah yang merupakan barang bukti satu-satunya. Jadi bagaimanapun, mereka harus bisa membawa kaset itu keluar meskipun mengorbankan nyawa.
Mustahil, dua lawan banyak tetap tidak akan menang. Pada akhirnya Rangga pun terbunuh dan sebelum terbunuh ia menyuruh Joel tetap berlari keluar. Sebelum Joel sampai keluar gerbang, ia tertangkap dan akan ditembak mati.
Sebelum Joel ditembak, ada segerombolan polisi yang mengatakan “jangan bergerak!!” dan diikuti oleh sorotan lampu helikopter. Ternyata polisi yang datang tersebut adalah polisi yang datang dari Markas Besar kepolisian di Jakarta.
Sindikat narkoba akhirnya terungkap dengan penggerebekkan tersebut. Kemudian oknum yang terlibat juga terungkap. Dari mobil polisi yang datang, ada seorang wanita yang ternyata adalah Aisyah sang istri. Ternyata Aisyah lah yang telah melapor ke Mabes Polri dan memohon-mohon untuk polisi mempercayainya. Sisi kemanusiaan Brigadir Jenderal Polisi yang tidak tega dengan wanita hamil akhirnya menuruti permintaannya.
Di akhir cerita, Joel menyerahkan bukti kaset kepada kepolisian dan nama baik Joel akhirnya dinetralisasi oleh media melalui konferensi pers dengan Jendral Polisi. Iskandar Zulkarnaen dianugerahi “tanda kehormatan” dari presiden, sementara almarhum Rangga Aditya dianugerahi dengan dinaikkan satu pangkat dan diberi gelar anumerta dari kepolisian Indonesia.
Pada pagi harinya, Joel dan istrinya menghadiri acara pemakaman Rangga yang dilaksanakan oleh kepolisian. Terjadilah suasana haru di pemakaman. Dua bulan kemudian, Aisyah melahirkan, Joel sudah bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta dan keluarga mereka hidup tenteram.
0 komentar:
Posting Komentar