oleh:
Rachmad Nurcholis
Seorang gadis bernama Dara, berkulit putih dan dengan karakteristiknya yang terlalu percaya diri atau bisa dibilang ga tau malu. Rencananya pagi ini ia akan melakukan survey tempat untuk acara liburan di puncak Cisarua, Bogor. Ia berangkat dari rumah diantar oleh kekasihnya. Sesampainya di kampus ia langsung pamit kepada kekasihnya untuk masuk ke dalam kelas untuk mengikuti perkuliahan, padahal hari itu sedang tidak ada kelas. Kemudian Dara masuk ke kampus dan langsung pergi ke kantin untuk bertemu dengan teman-teman.
Sekitar 30 menit berlalu, akhirnya ia dan teman-temannya memutuskan untuk berangkat ke puncak agar tidak terlalu siang. Dara ikut dengan motor Anjar pak ketua kelas. Satu jam berlalu dan sudah sampai di Pondok Cabe. Tetapi sesuatu terjadi, saat sedang menoleh ke belakang tanpa sengaja Dara melihat sesosok makhluk yang menyerupai kekasihnya dan ternyata itu memang kekasihnya yang mengikuti perjalanan dia dari kampus sampai Pondok Cabe. Dara dan teman-temannya tidak menyangka kalau kekasihnya akan mengikuti mereka. Padahal saat kumpul di kantin kampus cukup lama.
Mereka pun berhenti sejenak untuk mendiskusikan apakah akan melanjutkan perjalanan atau tidak. Dara terlihat takut dan gelisah. Dara pun berkomitmen untuk tidak mengikuti perjalanan lagi. Dengan segala bujuk rayuan teman-temannya, Dara pun melanjutkan perjalanan tanpa mempedulikan kekasihnya. Alhasil, kekasihnya pun pulang dan tidak mengikuti mereka lagi.
Setelah Dara bercerita kronologis saat dia akan berangkat dari rumah, ternyata banyak keganjalan yang membuat kekasihnya curiga. Pertama Dara tidak mau diantar ke kampus karena akan dijemput oleh temannya. Kemudian sesampainya di kampus ia tidak memberikan helm yang ia kenakan kepada kekasihnya untuk dibawa pulang lagi, kekasihnya pun curiga untuk apa ke dalam kampus membawa helm.
Semua ketidakbiasaan itu membuat kekasihnya curiga, oleh karena itu kekasihnya menyelidiki apa yang sedang terjadi. Menurut Dara, walaupun ia meminta izin langsung kepada kekasihnya, ia tidak akan diizinkan pergi dengan teman-temannya, maka dia memutuskan untuk pergi tanpa izin kepada kekasihnya.
Perjalanan Dara pun penuh dengan canda dan tawa tanpa memikirkan entah apa yang terjadi nanti sesampainya ia di rumah. Dengan segala tipudayarayuannya pun kekasihnya luluh untuk memaafkan Dara. Entah mengapa Dara begitu patuh terhadap semua aturan yang kekasihnya berikan, walaupun itu penuh dengan pengekangan. Ya mungkin itu lah yang namanya CINTA.
Survey
Selasa, Oktober 08, 2013
0 komentar:
Posting Komentar