Sabtu, Oktober 26, 2013
0
oleh:
Farid Eko Prastyo - 44112120001

Dikisahkan pada tahun 2050 M, saat sumber daya minyak bumi sudah hampir habis, manusia mulai mengembangkan nuklir sebagai sumber daya utama. Mulai dari bahan bakar hingga listrik. Endi adalah seorang pria paruh baya yang menjadi kepala pengawas bagian engineering pusat reaktor nuklir PLTN di terletak di lereng bukit. Suatu hari  terjadi gempa bumi berkekuatan cukup besar di daerah itu. Endi dan salah seorang engineer (Gilang) yang sedang memperbaiki inti reaktor terjebak di dalam ruangan itu. Karena gempa yang cukup besar kekuatannya, inti reaktor bergeser. Endi dan Gilang panik dan segera memperbaiki inti reaktor.

Sementara itu di luar ruangan inti reaktor, orang-orang lari berhamburan. Alarm berbunyi, status keamanan menjadi darurat. Orang-orang keluar dari pembangkit listrik bertenaga  nuklir. Penguncian darurat dilakukan untuk menghindari kebocoran radiasi. Pihak keamanan segera mengevakuasi seluruh orang-orang menjauhi PLTN. Police-line dipasang mengitari PLTN.

Endi dan Gilang masih berusaha memperbaiki inti reaktor. Mereka terlihat panik dan kesulitan karena mereka mengenakan pakaian radiasi-safety. Gas di ruangan itu mulai keluar/bocor dari pipa-pipa. Mereka hampir kehabisan akal untuk mengembalikan inti reaktor ke posisi semula. Lalu Gilang teringat protokol pematian darurat seluruh sistem PLTN di basement paling bawah, dengan menjalankan protokol itu maka inti reaktor juga akan berhenti berfungsi. Endi mengambil martil besar dan pintu baja yang terkunci.

Alarm masih berbunyi keras, mereka berlari menuju lift namun lift tidak berfungsi. Mereka berbalik arah berlari menuju tangga darurat. Dengan martilnya, Endi membuka pintu menuju tangga darurat. Mereka berdua melepas pakaian safety dan berlari ke basement.

Mereka menuju komputer server yang menyimpan protokol shut down. Namun komputer berserakan karena gempa tadi. Mereka berdua menata kembali komputer itu. Terlihat atap basement mulai retak dan beberapa bagian ada yang berjatuhan ke arah UPS komputer. Endi mau tidak mau mencari sumber listrik lain. Endi mencari kabel dan menghubungkannya dari terminal listrik basement untuk menghidupkan komputer. Gilang menyalakan komputer dan menjalankan protokol shut down, namun mereka harus melewati beberapa tahapan security untuk menjalankan protokol itu. Endi mencoba membuka kode security itu.

Terlihat pipa-pipa di basement juga bocor mengeluarkan gas, atap yang retak mulai berjatuhan satu persatu. Kode security masih belum terbuka. Gilang menarik Endi untuk keluar dari basement yang akan runtuh. Mereka berlari menuju tangga evakuasi. Namun setelah sampai di depan tangga, Endi berhenti berlari dan saat Gilang sudah di tangga, Endi menututup pintu dan mengunci pintu evakuasi. Gilang kaget, tetap membujuk Endi untuk keluar namun Endi menolak. Endi menuju terminal listrik basement, Gilang dengan terpaksa berlari keluar meninggalkan Endi.

Gas memenuhi basement, Endi mulai susah bernapas. Dia sedikit kehilangan kesadaran, dia memutus beberapa kabel dari terminal. Tiba-tiba listrik padam, tekanan gas bocor mulai mengecil. Endi terjatuh dan nampak sesak napas, lalu pingsan.

Beberapa saat kemudian tim rescue menyelamatkan Endi yang hampir mati, tim membawa Endi ke rumah sakit untuk perawatan. Orang-orang dari perusahaan memberikan apresiasi positif pada Endi karena keberanian dan kesetiaannya karena tanpa tindakan tersebut, reaktor akan meledak dan radiasi akan menyebar ke seluruh kota di sekitar PLTN.

0 komentar:

Posting Komentar