Minggu, Oktober 13, 2013
0
oleh:
Abdul Wachid

Tendy merupakan remaja yang sedang beranjak dewasa berusia 20 tahun. Ia sedang menjalani kuliah S1 di Universitas di bilangan Jakarta Barat. Di kampus tersebut ia memiliki teman bernama Fahri , Lina dan Dina .
Tendy adalah seorang anak yang mempunyai keinginan kuat dan semangat yang gigih untuk terus menuntut ilmu. Ia bekerja sambil kuliah untuk dapat mencapai keinginannya itu. Ia juga anak yang baik dan suka menolong.
Fahri adalah anak yang bermuka dua. Sewaktu sedang bersama Tendy ia bersikap dengan sangat baik akan tetapi ketika tidak bersama Tendy ia selalu menjelek-jelekan Tendy. Dia juga sering berbuat curang dan sering membuat malu Tendy didepan umum.
Lina adalah anak yang baik dan lugu. Keluguan nya membuat Tendy menyukai dirinya. Akan tetapi Lina tidak menyukai pria yang lurus lurus saja, ia lebih menyukai bad boys.
Dina adalah seseorang yang sangat dikagumi oleh Fahri akan tetapi ia tidak menyukai Fahri karena telah mengetahui sifat asli dari Fahri dan Dina sendiri menyukai Tendy. Ia sangat pengertian, ramah, dan suka menolong orang.
Dimulai dengan acara ospek yang telah menjadi acara tiap awal tahun ajaran dimana setiap mahasiswa baru harus mengikuti setiap perintah seniornya. Pada saat ospek Tendy berkenalan dengan Dina , Fahri dan Lina.
“Fakultas apa?”
“Fakultas Ilmu Komunikasi”, jawab Dina singkat.
“ saya juga Fakultas Ilmu Komunikasi”
“Jurusan apa?”
“Broadcasting”
“Oh”
Maka mereka berempat saling berbincang-bincang mengakrabkan satu-sama lain.
Suatu hari setelah kelas usai Tendy melihat Lina sakit dan lalu pingsan. Ia langsung memanggil teman-temannya dan bergegas menuju ke rumah sakit untuk memeriksakan Lina. Malamnya, ketika Tendy sedang tidur menunggui Lina yang sedang sakit, Lina membangunkan Tendy dan bertanya :

“kenapa saya berada disini”
“kamu tadi pas habis pelajaran komunikasi massa jatuh pingsan, lalu saya dan teman-teman membawa mu kesini”
“Terima kasih ya Tendy”
Tendy yang merupakan mahasiswa yang aktif bila berada di kelas selalu mendapat pujian entah itu dari teman teman ataupun dari dosen yang mengajar. Hal ini membuat iri Fahri apalagi Fahri mengetahui bahwa cewek incarannya si Dina lebih menyukai Tendy dari pada dirinya. Maka disusunlah rencana untuk menjatuhkan Tendy.
Didalam kelas Jurnalistik semua mahasiswa dipinjami kamera untuk meliput kegiatan kegiatan/berita yang ada di kampus. Pada saat Tendy ke Toilet ia menaruh kamera nya diatas meja tanpa ada seorang pun yang menjaga kamera tersebut. Disitu Fahri melihat bahwa kamera Tendy tidak ada yang menjaga maka diambilah kamera tersebut dan diumpetkan nya kamera itu.  Mengetahui kamera nya hilang maka Tendy melaporkan nya kepada pihak kampus akan tetapi pihak kampus tidak mau tahu alas an dari Tendy dan menyuruh ia mengganti kamera yang telah ia hilangkan.
Mengetahui bahwa keluarga nya yang hidup pas-pasan dan tidak mungkin bisa untuk mengganti kamera tersebut maka Tendy berusaha mencari kerja sambilan untuk dapat mengganti kamera itu. Ia mengirimkan berbagai hasil karya tulisan tulisan nya ke media cetak akan tetapi hasil karya nya tersebut terus di tolak oleh media. Lembar demi lembar ia ketik untuk dapat mendapatkan uang akan tetapi tetap saja tulisan nya ditolak.
sampai akhirnya Dina yang memiliki ayah seorang pengusaha dibidang penerbitan buku berusaha menolong Tendy dengan mempertemukan Tendy dengan ayah nya tersebut. Ayah Dina membaca beberapa tulisan Tendy dan memberi beberapa masukan untuk tulisannya tersebut agar dapat diterbitkan.
Tendy pun mengikuti semua instruksi dari ayah nya Dina. Revisi demi revisi ia kerjakan, tak terhitung sampai beberapa Tendy mendapatkan revisi atas tulisan nya itu akan tetapi ia tetap gigih memperjuangkan semua itu demi dapat melunasi kamera yang sebenarnya bukan dia yang menghilangkannya.
Sampai akhirnya tulisan nya dianggap sempurna oleh ayah Dina yang seorang penerbit buku terkenal maka tulisan nya itu dicetak menjadi sebuh buku. Penjualan buku yang ditulis Tendy tidak mendapat respon yang apik dari masyarakat yang luas, kalah dari buku buku karangan pengarang terkenal sehingga ia masih belum mendapat uang yang banyak dari hasil royalty tersebut.
Ia pun terus menulis cerita yang baru. Berbekal pengalaman dari tulisan nya yang sebelum nya maka ia terlebih dahulu melakukan research tentang selera pasar. Apa yang pasar sukai pada saat ini. Referensi buku buku best seller dibaca agar dapat mengetahui apa yang pasar mau pada saat ini.
Berhari-hari ia menulis cerita, berbekal referensi yang ada dan research yang telah ia lakukan maka dengan yakin ia melangkah menemui ayah dari Dina. Ayah Dina awalnya menolak untuk menerbitkan buku nya lagi karena takut bukunya tidak laku dipasaran lagi. Tetapi Tendy memaksa Ayah Dina untuk membaca terlebih dulu karya nya tersebut. Setelah membaca tulisan Tendy , ia pun setuju memberikan sekali lagi kesempatan untuk menerbitkan bukunya.
Selang sebulan kemudian ayah Dina kaget dengan permintaan buku Tendy yang terus meningkat. Masyarakat terus memesan buku Tendy tersebut. Sehingga tak sampai setahun buku karya Tendy tersebut menjadi best seller dan Tendy pun dapat melunasi hutang hutang nya selama di kampus.
Kesuksesan nya tersebut tak membuat ia menjadi sombong, saat ini ia telah menciptakan beratus ratus buku best seller dan saat ini ia telah menikah dengan Dina yang pada awalnya ia tidak sukai.

0 komentar:

Posting Komentar